INCEST

Saut Situmorang

(Di sebuah kamar hotel di pinggir Danau Toba. Menjelang subuh. Awal 1990an.)

“Jadi” dia kawin dengan saudara laki lakinya lalu diusir dari negerinya lalu berpisah dari saudara laki lakinya itu lalu kawin dengan anak laki lakinya?
Hm.

Bukan main.
Hm. Bukan main.
Luar biasa.
Hm. Luar biasa. Continue reading “INCEST”

Sastra Kampus, Sastra Underground

Saut Situmorang *
Lampungpost, 29 Nov 2009

DALAM perbincangan tentang sastra Indonesia di dalam maupun di luar dunia akademis, terutama di media massa, kita akan selalu mendengar tentang beberapa jenis sastra dalam dunia sastra kita. Ada sastra koran, sastra majalah, sastra cyber(punk), sastra buku, sastra sufi, sastra pesantren, sastra buruh, bahkan akhir-akhir ini sastra Peranakan-Tionghoa, sastra eksil, dan sastra wangi. Continue reading “Sastra Kampus, Sastra Underground”

Pascamodernisme dan Masyarakat Konsumer

Fredric Jameson *
Penerjemah: Saut Situmorang

Konsep pascamodernisme tidak diterima atau bahkan dimengerti secara luas saat ini. Resistensi terhadapnya bisa jadi disebabkan oleh ketidakpahaman atas karya-karya yang dilahirkannya dalam semua cabang seni: puisi John Ashbery, misalnya, tapi juga puisi cakap (talk poetry) yang jauh lebih sederhana yang muncul sebagai reaksi terhadap puisi modernis yang kompleks, ironis dan akademis di tahun 60an; Continue reading “Pascamodernisme dan Masyarakat Konsumer”

Bahasa »