Kho Ping Hoo, Penulis Solo yang Terpinggirkan

Yunanto Sutyastomo

Tanggal 17 Agustus adalah hari kelahiran Kho Ping Hoo. Ia dikenal sebagai ikon pengarang cerita silat Indonesia dengan karya-karya yang sangat digemari berdekade-dekade, hingga kini. Tapi, Kho Ping Hoo juga menyimpan tragedi dalam kesastraan Indonesia. Ada kesan Kho Ping Hoo laksana aib yang harus ditutupi kesastraan Indonesia karena berbagai faktor yang membuatnya termarginalkan di dunia sastra. Kho Ping Hoo “dijajah“ oleh teori-teori dan politik kesastraan yang berakibat dia tak masuk dalam lingkup sastrawan. Continue reading “Kho Ping Hoo, Penulis Solo yang Terpinggirkan”

KERONCONG PAK SAR

Yunanto Sutyastomo
http://pawonsastra.blogspot.com/

Ketika bulan-bulan ramai pernikahan atau peringatan kemerdekaan Keroncong Pak Sar tidak berhenti naik panggung. Di beberapa desa sekitar Blimbing memang tidak banyak kelompok keroncong, karena memang tidak banyak orang yang bisa main dan suka. Saat ini keroncong masih dibawah campur sari atau dangdut soal intesitas kegiatan. Hanya orang tua saja yang suka, kadang pejabat local yang sok alim nanggap kalau punya acara. Continue reading “KERONCONG PAK SAR”

SURAT

Yunanto Sutyastomo
http://pawonsastra.blogspot.com/

Saat kami mengerjakan Pawon kali ini, ada beberapa peristiwa penting terjadi. Yang pertama tentu saja perubahan komposisi redaksi Pawon. Yang kedua harga BBM naik, heran masih saja ada kenaikan BBM, dan demontrasi pasti terjadi disana-sini. Kita ternyata masih saja hidup dengan penuh gejolak disana-sisni. Continue reading “SURAT”

PEZIARAHAN DAN MASYARAKAT BARU

Yunanto Sutyastomo
http://pawonsastra.blogspot.com/

Peradaban terasa berjalan sangat cepat, entah ini karena perasaan kita atau perubahan yang terjadi. Tapi yang pasti kini seolah manusia terus bergerak, tidak ada ruang dan waktu untuk berhenti sejenak. Peradaban seperti seorang pertualang dengan sepeda motor DKW yang memakai jaket kulit, yang sebenarnya butuh waktu untuk berhenti di pinggir jalan. Dan punya kewajiban untuk menoleh ke belakang, agar dia tahu apa saja yang telah dilewatinya. Tapi seolah memburu waktu, tidak ada kesempatan untuk berhenti dan menoleh ke belakang. Continue reading “PEZIARAHAN DAN MASYARAKAT BARU”

Bahasa »