Yunit Permadi*
Seputar Indonesia, 1 Mei 2008
PUBLIK pernah dihentakkan oleh kredo puisi dari ”presiden” penyair Sutardji Calzoum Bachri. Kredo tersebut ditulisnya dalam kumpulan O Amuk Kapak. Baginya,penulisan puisi adalah mengembalikan kata pada mantra.
Kredo ini juga bukan hanya penolakan tentang kemapanan makna bahasa, melainkan juga bicara tentang esensi bahasa. Di dalam puisinya kita dapat menemukan kata yang bermain-main, merujuk ke berbagai arah, bahkan juga kadang tak merujuk apapun. Continue reading “Kembalikan Bahasa pada Puisi”