Anindita S. Thayf *
Jawa Pos, 7 Feb 2021
Ada anggapan bahwa karya sastra harus menggambarkan realitas. Anggapan itu ditambahi pula dengan penekanan bahwa realitas harus digambarkan secara jujur apa adanya. Ini membuat karya sastra, yang termasuk dalam ranah estetika (filsafat keindahan), mendapat tambahan beban tugas etika (filsafat moral), yaitu kejujuran. Alhasil, lahirlah karya-karya sastra yang dimuliakan berkat kejujuran semacam itu. Pemikiran ini dianut oleh para pemuja realisme klasik atau realisme borjuis. Continue reading “Realitas dan Karya Sastra”