Judul di atas dan senadanya merupakan harapan Leak, atau dalam hati kecilnya bersuara lantang : “Harusnya ada titel semacam itu!” Namun dia tidak menyangka, perihal tersebut turun dari jemari tangan seorang pengelana. PMK, adalah panggung Sosiawan Leak menolak korupsi! Continue reading “Sosiawan Leak Menolak Korupsi ! *”
Persatuan Indonesia
Sanusi Pane
Dalam karangan “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru dalam Pujangga Baru”, yang dikutip juga dalam Suara Umum ini, Tuan Sutan Takdir Alisjahbana membagi sejarah kita dalam dua bagian, zaman pra-Indonesia, sampai akhir abad ke-19, dan zaman Indonesia, yakni setelah masa itu. Zaman Indonesia tidak dapat dianggap kelanjutan atau terusan zaman pra-Indonesia.
Continue reading “Persatuan Indonesia”Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru
Indonesia – Prae-Indonesia *)
Sutan Takdir Alisjahbana
Berbicara tentang masyarakat dan kebudayaan baru, yang dimaksud tentu adalah masyarakat dan kebudayaan Indonesia Raya, yakni masyarakat dan kebudayaan yang tergambar dalam hati semua penduduk kepulauan ini, terutama yang mengharapkan tempat yang layak bagi negeri dan bangsanya, berdampingan dengan bangsa lain di muka bumi ini. Untuk membicarakan masyarakat dan kebudayaan Indonesia Raya, pertama sekali kita harus memahami arti Indonesia sejelas-jelasnya, terlepas dari segala bungkusan dan tambahan yang mengaburkannya. Continue reading “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru”
Memahami Keberatan Nurel dalam bukunya MMKI
“Kun Fayakun” ; Kata, Makna, beserta Rujukannya
Mahmud Jauhari Ali *
  Continue reading “Memahami Keberatan Nurel dalam bukunya MMKI”
Catatan Kurator: Jejak Kritik Sastra
Maman S Mahayana
Selalu! Menghimpun sebuah antologi bersama dengan ragam dan tema apa pun, problemnya jatuh pada perkara pilihan. Tambahan pula, jika jumlah karya tidak berkutik ketika berhadapan denganketentuan halaman, maka segalanya mesti dipikirkan kembali, dipertimbangan keterwakilannya dengan tetap menjaga tema yang hendak dikedepankan. Jadi, begitulah! Pilihan mesti dijatuhkan, dan pemuatan karya terpaksa bernegosiasi dengan jumlah halaman. Itulah yang terjadi dalam penyusunan antologi esai ini. Maka, selalu, di sana-sini, ada yang luput, tercecer, dan tenggelam.Seperti nasib sebuah kamus, ia ditakdirkan untuk tidak lengkap! Continue reading “Catatan Kurator: Jejak Kritik Sastra”

