Fahrudin Nasrulloh
Jawa Pos, 16 Des 2007
Sore itu, 14 Desember 2002, langit cerah memendarkan cahaya kuning keperak-perakan dari patung Sleeping Buddha di Maha Vihara Mojopahit Trowulan. Tersebutlah Purnawarman, seorang kawan lawas di bangunan suci itu, yang beberapa hari sebelum ia memutuskan mengembara ke India, ia memberikan seabrek buku kepada saya. Salah satunya sebendel buku berparab Jesus Lived in India: His Unknown Life Before and After the Crucifixion karangan Holger Kersten. Continue reading “Yesus dan Si Holger”