SERATUS TAHUN KESUNYIAN: TRAGEDI DAN IRONI YANG DIULANG-ULANG

Novel Seratus Tahun Kesunyian, Gabriel García Márquez

A.S. Laksana *

“Dengan cara membesar-besarkan setiap kejadian, hingga mencapai tingkat takhyul,
kita bisa menikmati tragedi dengan rileks dan menertawainya sekaligus.”

“Bertahun-tahun nanti, saat ia menghadapi regu tembak, Kolonel Aureliano Buendía akan teringat senja yang samar ketika ayahnya membawanya menemukan es.” Continue reading “SERATUS TAHUN KESUNYIAN: TRAGEDI DAN IRONI YANG DIULANG-ULANG”

Sepasang Mata Anjing Biru

Gabriel Garcia Marquez
diterjemahkan Ramadhani
Suara Merdeka, 10 April 2011

DAN dia menatapku. Kukira dialah yang kali pertama menatapku, tapi kemudian ketika dia berbalik di belakang lampu masih kurasakan wajahnya yang licin dan berminyak di belakangku, di dekat bahuku. Lalu aku mengerti akulah yang pertama menatapnya. Kunyalakan rokok. Kuisap dalam-dalam sebelum aku berputar di kursi yang bertumpu hanya di satu kaki. Setelah itu aku melihatnya di sana, seolah dia berdiri di samping lampu, menatapku setiap malam. Continue reading “Sepasang Mata Anjing Biru”

Cinta pada Musim Kolera

Gabriel Garcia Marquez
Penerjemah: Anton Kurnia
suaramerdeka.com

IA tak pernah bepergian jauh sebelumnya. Ia membawa kopor seng berisi pakaian, novel-novel grafis yang dibelinya setiap bulan, dan buku-buku berisi puisi cinta yang ia kutip dari ingatan dan nyaris rusak karena terlalu sering dibaca. Ia tak membawa serta biola miliknya karena benda itu dekat dengan nasib sial, tetapi ibunya memintanya membawa petate, sebuah tempat tidur gantung lipat dengan bantal, selimut, dan kelambu yang terkemas rapi. Continue reading “Cinta pada Musim Kolera”

Dendam sang Dokter Gigi *

Gabriel Garcia Marquez
Penerjemah: Rama Dira J
suaramerdeka.com

FAJAR pada Senin itu hangat tak berhujan. Aurelio Escovar, seorang dokter gigi tanpa gelar resmi, yang rutin bangun pagi-pagi, membuka kantor pada pukul enam. Ia mengambil beberapa gigi palsu yang masih menempel di gips cetakan dari dalam kotak kaca, kemudian meletakkan di atas meja. Beberapa peralatan ia susun berdasarkan ukuran, seolah-olah alat-alat itu akan dipajang untuk dijual. Continue reading “Dendam sang Dokter Gigi *”

Bahasa »