Pewawancara: Oka Rusmini, Gus Martin
balipost.co.id, 23/3/2003
Di tengah hiruk-pikuk perkembangannya, ternyata sastra Indonesia sesungguhnya masih terasa asing dan sendiri. Kesunyian inilah yang membuat Taufiq Ismail merasa harus turun ke daerah-daerah, sekolah-sekolah, universitas, untuk memperkenalkan kembali karya sastra Indonesia di mata pelajar, bertahun-tahun tanpa lelah. Akhirnya, perjuangan sastrawan ini mendapat perhatian dari Universitas Negeri Yogyakarta. Continue reading “Taufiq Ismail: Sistem Pendidikan Sastra Kita Keliru”