Menggagas Sejarah Sastra Indonesia di Jawa Timur

Mashuri

Perkembangan sastra Indonesia di Jawa Timur cukup marak. Sayangnya, kondisi demikian seringkali luput dan tidak tercover oleh pusat. Akibatnya, banyak sastrawan dan karyanya tidak terdeteksi dan tidak dimasukkan dalam bingkai sejarah sastra Indonesia, yang notabene selama ini, “direpresentasikan” oleh pusat, yang tak lain adalah Jakarta, yang hanya memuat kanon-kanon sastra saja. Bermula dari kondisi demikian, maka penulisan sejarah sastra Indonesia di Jawa Timur sangat mendesak untuk direalisasikan. Continue reading “Menggagas Sejarah Sastra Indonesia di Jawa Timur”

Inti Puisi Adalah Dekonstruksi

(Epilog Untuk Buku Puisi Javed Paul Syatha)

Mashuri

Kawanku Paul yang baik
Aku telah membaca sajak-sajakmu. Ketika kau bagi sajakmu menjadi tujuh bagian, aku teringat pada martabat sab’ah karya Al Burhanpuri, juga teringat pada maqomat tujuh dalam dunia sufi: sebagaimana Athar melukiskannya dengan sangat baik dan imajinatif dalam: mantiq at thair. Aku berkata begitu, karena sajak-sajakmu mengajakku berenang ke dunia ‘dalam’ itu, sekaligus menyelaminya. Meski terus terang, aku ingin menolaknya. Entah kenapa aku selalu merasa belum waktunya untuk menyelam ke dunia yang selalu bersintuh dengan riuh langit itu. Aku masih terlalu gandrung pada ‘karang langit’: terjal tapi menggigit. Continue reading “Inti Puisi Adalah Dekonstruksi”

Reinkarnasi Angin

Mashuri

Ketika ia memperkenalkan namanya dengan: Bajra, aku sudah curiga. Kulihat matanya yang berongga dan terkesan sangat dalam. Tulang tengkoraknya besar dan menonjol, alis mata tebal dan sekuntum kamboja terselip di kupingnya. Aku seperti menemukan sosok asing tetapi terasa dekat dan sangat kukenal. Aku lalu mulai menebaknya. Continue reading “Reinkarnasi Angin”

Jalan Simpang Kritik Sastra di Jawa Timur (Juga Indonesia)

Mashuri

“Seorang kritikus sastra adalah seorang sastrawan yang gagal,” demikian pernyataan seorang pesastra Surabaya yang menjadi moderator dalam sebuah bedah buku di TB Gramedia, Delta Plaza, beberapa waktu lalu. Pernyataan itu menerbitkan sebuah tanya sekaligus renungan yang dalam. Apalagi ‘ekologi’ sastra di Jawa Timur terbilang timpang, di mana porsi produk karya tak seimbang dengan kritik sastra. Continue reading “Jalan Simpang Kritik Sastra di Jawa Timur (Juga Indonesia)”

Bahasa »