Sofyan RH. Zaid, Pagar Kenabian
Matroni Muserang * Continue reading “Pagar Kenabian: Sebuah Universalitas Agama dan Filsafat”
Sofyan RH. Zaid, Pagar Kenabian
Matroni Muserang * Continue reading “Pagar Kenabian: Sebuah Universalitas Agama dan Filsafat”
Jawaban untuk bagian C dari esainya (makalahnya) Sofyan RH. Zaid
Nurel Javissyarqi
Lagi-lagi perhatian Sofyan masih disibukkan gaya bahasa saya pada tataran judul, sub judul, judul bagian, sub judul bagian MMKI, dan tidak sama sekali pada apa yang sudah dibongkar, digagalkan, dibatalkan, dan dengan model apa pula menghabisi sampai akar-akar kejahiliyaan para senior, yang tidak mereka perhatikan, pelajari, mungkin dikira sekadar angin lalu. Continue reading “KRITIK SASTRA LEWAT TELUR DI UJUNG TANDUK”
Jawaban untuk bagian B dari esainya (makalahnya) Sofyan RH. Zaid
Nurel Javissyarqi *
Untuk merawat sebuah ingatan, semacam hutang belum tuntas terbayar, dan waktunya cukup lama -satu tahun setengah dari tulisan jawaban bagian A (catatan facebook 23 Sep 2019), dan dari makalah yang tengah dikupas -dua tahun setengah lebih (3 Mei 2018). Ini serupa merawat tanaman hingga tumbuh mendewasa, jadilah teringat pohon langka yang saya ambil bijinya dari perbatasan Lamongan-Jombang yang kini meninggi menemui kematangan. Continue reading “KOMODO ATAUKAH KADAL?”
Jawaban untuk bagian A. Pengantar esainya (makalahnya) Sofyan RH. Zaid
Nurel Javissyarqi
V
Perpindahan bahasa Melayu (Kuno) dengan aksara Pallawa, Kawi, Jawa, Arab (pegon), hingga beraksara Latin di dataran subur Nusantara, tak lebih melalui pelbagai kebijakan para penguasa pada masa-masanya, dibalik kesuntukan para pustakawan, kaum penerjemah, kalangan pujangga dlsb. Continue reading “PENGHILANGAN KATA DALAM KRITIK SASTRA INDONESIA (V)”
Jawaban untuk bagian A. Pengantar esainya (makalahnya) Sofyan RH. Zaid
Nurel Javissyarqi
IV
Leksikograf Indonesia, Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta pernah memakai nama samaran Ajirabas, Semplak, Sabarija. Salah satu tokoh sastra Indonesia yang ahli perkamusan bahasa Indonesia, Jawa, Kawi, dll. Dia hanya menulis satu puisi, tiga prosa, dua naskah drama, yang semuanya dimuat dalam majalah. Continue reading “PENGHILANGAN KATA DALAM KRITIK SASTRA INDONESIA (IV)”