Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru

Indonesia – Prae-Indonesia *)
Sutan Takdir Alisjahbana

Berbicara tentang masyarakat dan kebudayaan baru, yang dimaksud tentu adalah masyarakat dan kebudayaan Indonesia Raya, yakni masyarakat dan kebudayaan yang tergambar dalam hati semua penduduk kepulauan ini, terutama yang mengharapkan tempat yang layak bagi negeri dan bangsanya, berdampingan dengan bangsa lain di muka bumi ini. Untuk membicarakan masyarakat dan kebudayaan Indonesia Raya, pertama sekali kita harus memahami arti Indonesia sejelas-jelasnya, terlepas dari segala bungkusan dan tambahan yang mengaburkannya. Continue reading “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru”

Sosiologi Pengarang Sutan Takdir Alisjahbana

Riyon Fidwar *
harianhaluan.com 29 Juli 2012

Sebuah karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinik­mati, dipahami dan diman­faatkan oleh masyarakat. Satrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia tergo­long oleh status sosial terten­tu. Sastra itu sendiri adalah sebuah karya sastra yang dihasilkan oleh manusia (sastrawan) yang bernilai estetikan, dan memiliki me­dium, yaitu bahasa. Menurut Rene Wellek ada tiga pengu­lasan tentang sastra (sosiologi sastra), yaitu: sosiologi penga­rang, sosiologi karya, sosiologi pembaca. Continue reading “Sosiologi Pengarang Sutan Takdir Alisjahbana”

STA

Arie MP Tamba
Jurnal Nasional, 13 Okt 2013

PADA Jumat lalu (4/10), di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta dilangsungkan kuliah umum tentang Sutan Takdir Alisjahbana (STA), yang disampaikan oleh Karlina Supelli, seorang pengajar Program Pascasarjana di Sekolah Tinggi Driyarkara Jakarta. Acara diadakan untuk mengenang STA, sastrawan, pemikir pendidikan, pendiri kampus dan pengajar filsafat yang pernah jadi ketua pertama Akademi Jakarta. Continue reading “STA”