Saputangan Buat Bapak

Weni Suryandari
http://kompas.co.id/

?Bu..untuk apa Ibu menyulam saputangan itu? Sudah malam, Bu!? aku mengingatkan Ibu sambil menutup novel yang kubaca ini sebentar.

Ibu tak menyahut. Tangannya khusyuk meneruskan sulaman berinisial nama Bapak pada sebuah saputangan warna biru. Itu adalah saputangan baru. Semua saputangan Bapak ada 7 lembar. Ternyata ada satu yang hilang entah dimana. Tak kutemukan. Mungkin tertiup angin saat baru kering di tali jemuran belakang sana. Aku ingat, beberapa hari yang lalu memang angin bertiup sangat kencang. Beberapa celana dalam sempat berjatuhan ke tanah. Continue reading “Saputangan Buat Bapak”

Untuk Emakku

Weni Suryandari
http://www.kompas.com/

Surti menatap nanar setiap kendaraan yang lewat. Sesekali ia melambaikan tangannya pada setiap sopir, namun malam itu tak satupun sopir kendaraan berhenti. Ia sudah lelah dan mengantuk. Uang di sakunya hanya tinggal beberapa puluh ribu lagi, berarti ia harus mencari uang lagi untuk melunasi hutang biaya rumah sakit perawatan emaknya yang meninggal 1 bulan yang lalu dan harus ia tanggung sendirian sebagai anak satu-satunya yang tersisa dari dua bersaudara. Continue reading “Untuk Emakku”