Ihwal Profesi dalam Sastra

Zen Hae *
Majalah Tempo, 19 Okt 2015

Bahasa Indonesia punya sejumlah cara dalam membentuk nomina yang bermakna “profesi” atau “pelaku”. Dari membubuhkan prefiks pe-, menempelkan aneka sufiks serapan, hingga menambahkan kata “tukang”. Sejumlah profesi dalam dunia kesusastraan mengalami semua itu: penyair, esais, novelis, cerpenis, deklamator, tukang cerita. Continue reading “Ihwal Profesi dalam Sastra”

Dari Penglihatan Ke Pelihatan

Zen Hae *
Majalah Tempo, 2 Feb 2015

Kita menggunakan kata penglihatan untuk melukiskan kerja mata, terutama ketika mata mendeteksi cahaya. Mata sebagai indra penglihatan membantu manusia membedakan terang dan gelap, juga dalam merasakan sensasi visual lainnya. Penglihatan menjadi satu dari lima indra manusia yang terpenting-selain pendengaran, perabaan, pengecapan, penghiduan. Namun di sini bukan soal pengindraan yang jadi penting, bentukan kata penglihatan itulah pokok soalnya. Continue reading “Dari Penglihatan Ke Pelihatan”

Artis Dari Hong Kong

Zen Hae *
Majalah Tempo, 13 Feb 2017

Mereka yang mengalami masa remaja sepanjang 1970-1980-an sangat mengenal artis berikut ini: Bruce Lee, Chen Kuan Tai, Chen Lung (kemudian menjadi Jackie Chan), Fu Shen, Erl Thung-shen, Ti Lung, dan Rosamund Kwan. Mereka adalah bintang film yang sebagian besar bermain dalam film silat produksi Shaw Brothers, yang berpusat di Hong Kong. Mereka biasa disebut “bintang film Hong Kong”—sebagaimana “bintang film India”, “bintang film Barat” (bukan Hollywood), dan “bintang film Indonesia”. Continue reading “Artis Dari Hong Kong”

Bahasa »