sastrakarta.multiply.com
NYANYIAN BUNGKAM
di dalam peti tak terdengar lagi
suara mengaduhmu
hanya tinggal ranjang
tanpa tepi
jendela tanpa rupa hari-hri
namun di luar tidur, perjalanan hamper
usai
mengekalkan sunyi
lalu dalam terjaga
ada dinding menyekat
mimpi kita
–pandanganmu betapa jauh
memisahkan rindu
dari kesendirian dunia
1987
MATAHARI YANG MENGALIR
rupanya dema yang tadi kuterima, cuma gerit pintu
terbuka. usia yang kembali terpenggal, dan terlepas
abad-abad terluka, mengental di lantai, cuma gerit
pintu yang terbuka; dan bayangan-bayangan terlepas
dari bingkainya. rupanya gema yang tadi kuterima,
sesudah terbuka liang bagimu, cuma desis – pidato
pemberangkatan — dan getar tetes air mata
rupanya bayangan daun telah rebah ke tanah yang fana,
lantas kubuka kembali daun jendela, kukemasi abad-abad
dalam kalender, pada dinding (kesaksian yang membatu)
dan rumah-rumah yang nestapa
1988
KOTA BAWAH TANAH
tubuh siapakah melukis gelap.
melubangi cahaya dalam terowongan,
menuju petabuta.
para pejalan menanti sejutamil jarak mengkerut.
dalam perjalanan matahari membeku.
para pemahat merias wajah kota yang terkubur.
di bawah tanah terkutuk.
tubuh siapakah, perempuan yang menangis,
ibu yang kesepian, mengukir abad lelaki,
di lorong-lorong peradaban penuh dendam.
Athena, 2003

selamat malam,
bisa minta tolong tidak untuk mengintrepetasikan pusisi kota bawah tanah? tolong dikirim ke email saya yang tertera.
terima kasih