Muh Syaifullah
http://www.tempointeraktif.com/
Indonesia kehilangan salah satu maestro gamelan. Sapto Rahardjo meninggal dunia dalam usia 54 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Jumat (27/2) pukul 01.50 WIB. Ia meninggal akibat sakit usus buntu dan pengerutan ulu hati.
?Setelah dirawat di RS Panti Rapih selama dua minggu Pak Sapto menghembuskan nafas terakhirnya,? kata Bagus Ariyanto Saputra, salah satu kerabat Almarhum, Jumat (27/2).
Saat ini jenazah masih disemayamkan di rumah duka di Jalan Gayam no 16 Yogyakarta. Rencananya akan dimakamkan di Pemakaman Umum Blunyah Gede, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta pukul 14.00 WIB.
Tamu yang berdatangan hingga pukul 10.00 WIB antara lain, budayawan Emha Ainun Nadjib, Sunardi salah satu pakar karawitan dan juga kepala Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Yogyakarta, para seniman dan pemerhati budaya di Yogyakarta serta para kerabat.
Menurut Cak Nun, panggilan Ainun Nadjib, Sapto merupakan tokoh yang punya penderian teguh dan tidak terpengaruh oleh perubahan jaman. ?Mbah Sapto merupakan tokoh seni yang bertahan dalam era Indonesia yang kehilangan karakter, ia punya prinsip yang harus ditiru oleh anak muda sekarang,? kata Cak Nun.
Sapto meninggalkan tiga orang anak, yaitu Ishari Sahida, Desyana Wulani Putri dan Dyah Sawarni Dewi.