Sajak-Sajak Sihar Ramses Simatupang

http://cetak.kompas.com/
CANDI

disini cuma serpih yang tersisa
dari jejak langkah
peradaban lama
para punggawa dan dayang
sumpah kesetiaan
yang lenyap
dan pupus wajah sang raja

Mojokerto, 2009

SEPENGGAL KOTA

di kota ini aku melayarkan
kenangan dan masa depan
sepenggal kota
walau baru melintas
akan mengusung sejarah
dan harapan

kota setia
dan disetiakan
diam
tapi mengemas kerinduan

suatu saat, bila tiba

tapi aku,
siapa yang mencatat
sedang pecinta pun
satu-satu
melambaikan tangan.

aku pergi
diserpih ketiadaan.

Kali Gangsa-Tegal, Juli 2008

MAMAK…

mamak,
kota yang tak kukenal
telah mencipta perang
di penggalan rindu

tapi cerita kanakmu
masih matahari
yang bersinar
di antara kisi rumah
mencipta bayang kenang
engkau seakan ada
setiap pagi datang; menyapaku.

mamak,
kota yang mengasing
telah mencipta kami
di antara getir

dan dongengmu
kini mata air
yang bergemercik
ke telaga mimpi
mencipta lanskap lain
engkau seakan datang
setiap senja rebah; memapahku.

kota:
cuma hawa bacin
di antara kertap gigi
dan bau uang
penguap sendawa
dari mulut yang menggenggam toa
puluhan tahun lalu

mamak,
kota yang meliar
“mencipta orang tak berwajah
atau tak kenal wajahnya”
– adalah peta tubuh anakmu.

2008

SOAL BUNGA KENANGA

dari wajahmu tiba-tiba tumbuh kenanga
yang di taman mimpi kerap kusiram
dari putik, menguncup
dan menjelma bunga

kita tak lagi bicara musim panas
atau musim hujan

di sebuah pulau,
surga pun mengalirkan
air dan cahaya
pelaminan kita: tanah tak bertuan.
dan bunga kenanga, tentunya

kalau hidup cuma berwajah muram
biarkan mimpiku padamu tak terganggu
kalau mendung masih melebarkan layar
biarkan langit bertingkap kenangan
– dan telingaku terselip kenanga

Citayam, 2008

YANG PERGI

senja masih menghadirkan surga buat kita
memasung waktu, di tepi danau tua
: mengingat sebuah sejarah

“engkau pergi,
ke tanah melayu”

aku asyik sendiri
merangkai pertemuan ini
seikat keranjang plastik
berisi airmata
kau bawa dari tanah asalmu

“esok aku pergi
merambah sejarah melayu”
katamu.

dan masa lalu terancam hangus terbakar
obor keinginan dan seribu dendam
cinta kita adalah bunga

yang indah
tapi terlalu getas
oleh pelupaan

“aku akan ingat
menyiarkan balada kita
di tanah soneta,”
katamu

akh, aku masih ragu
khawatir mampus
sendirian
dalam kesepian

lihatlah,
dari negeri seberang,
pangeran tampan
telah datang
berkuda sembrani
mulutnya berlumur gurindam

berangkatlah

kalau usai, usailah!
kalau lupa, lupalah!

Akhir 2007

MARI KITA BICARA

mari kita bicara tentang fajar
di bawah pohon jambu
tepat di belakang rumah kita
mendengar suara gemercik
dari sungai kecil itu

kau telah memilih
hengkang dari etalase kota
dan bersarang sunyi di tempat ini
suara jengkerik, tonggeret, kodok
bersahut denging nyamuk

petiklah kangkung di tepi sungai
dan tomat dan cabai segar di ladang
akan aku buatkan kau sayur dan sambal
tanaklah padi yang kupetik di sawah kita

siang,
kita akan bercengkerama
di huma,
mengusir emprit
sambil bertembang sinom
pandang-memandang
sepenuh cinta.

Citayam, 2007

EDELWEIS

di antara kabut,
dari atas gunung,
edelweis tak terlihat

namun pendaki tahu
bahwa bunga itu ada
dan tetap ada

: demikian kuyakinkan padamu.

2008

KALAU KAMU

kalau kamu membaca sajakku
bayangkan wajahmulah
yang kujadikan kata-kata
lembut, putih, tulus

kalau kamu menterjemah laguku
bayangkan namamulah
yang kujelmakan notasi
lembut, bisik, merdu

kalau kamu melihat coretanku
bayangkan sejarahmulah
yang kujelmakan gurat
panjang, luas, dalam

kalau puisi menulis engkau
lagu melantun engkau
coretan menggurat engkau
bayangkan sejarahkulah
yang kau buat
– jadi tiada…

rs persahabatan, 2008

MENYAPA BAPAK

bapak,
senjamu
yang tanpa warna
masih menata bukti
: pernah ada pelangi
melintang di wajahmu!

syahdan,
cerita ketenangan
sekonyong
jadi penutup
beribu debu dan gejolak

kini kau malah bersandar
pada sebianglala cuaca
yang melintang sunyi
sekedar dini hari
: aku.

Jakarta, 2008

KEPADA DINO UMAHUK

aku menghitung detak jam dan desau angin
kau mentahbiskan metafora di perjamuan

aku telan obat
kau telan tuak:
“ha..ha..
bacin, kalau cuma bir pilsener!”

tak mengapa!
angka. angka. angka.
jam di rumahsakit
tak beda dengan arlojimu

jarum suntik jadi serupa mikrofon

ayo berpuisi
berpuisi saja
berpuisilah…

yang lantang!

rs persahabatan, 27 Februari 2008

Leave a Reply

Bahasa ยป