ADA YANG BUTA
ada yang ragu
di bilik hatimu
akan seberkas keyakinan
sayu
apakah rakaat-rakaat laku
kan menyebrangmu
sampai di pantai keabadian itu
ataukah hanya sebatas tarian jasad
dengan qasidah tak bersyarat
sementara, jiwamu berkecamuk
bertanya-tanya akan darojat sholat
yang tak kunjung teralat
ada yang buta
– taqlidmu
Surabaya, 23 Agustus 2008
MENIMBA TELAGA SUCI
cukup lewat puitika munajat
tuk menguras kawah di hadapannya
dan harus dengan gayung
sahadat sungsangku
mengeja abjad demi abjad lakuku
tuk menimba telaga suci
dari degup sisi sendiri;
maaf, aku telah lalai!
Oktober 2007, Lamongan.
DARI ALIF SAMPAI YA?
kepada Sang Nabi
lidahku laksana kutub
dan sarafku tak bergaun wol
hingga bibirku membeku
membisu
imajiku kaku
tiada aksara terangkai untukmu
hampa mengukir puitika puja syahdu,
sungguh segalanya telah terlampaui keanggunanmu
gontai jalan hatiku
mengangan angan tuk kembali memujimu
sebab abjad terusang olehku
di sisa degup sahadat
merekat
kusisipkan rekaat munajat
lewat tembang-tembang yang kau gurat;
?dari alif sapai ya?
adalah bukti perjalanan waktu
disingkap kebersatuan laku
terkunci keyakinan kalbu,
esok kita kan bersatu
kala kusanggup membongkar tanda
yang kau kisah untukku
sebab yang tertuju hanyalah satu;
yakinku!?
Maret 2008, Lamongan.