Sajak-Sajak Amien Wangsitalaja

Kembali

jika aku pantas
menuai bahgia ini
izinkan aku
kembali

dan
kusadap rahsia waktu
yang tlah merapuhkan egoku
di hadapan pesonamu

dan
seperti segarnya pagi
kuasyiki keceriaan
rona fitri

Ramadhan

kupercaya hadirmu
memperbesar kemungkinan
luruhnya angkuh
redamnya dendam

dan bersama waktu
egoku rapuh
leh pesonamu
ramadhan

Hikayat Perahu Sampan
–esti

kau menggali lukaku
sedalam kenangan sungai

aku
dengan perahu sampanku
pernah sangat setia menyibak riak
menyisir nostalgia
kala angin semilir atau kencang
kala mentari hangat atau menyengat
dan air pasang
dan air surut

begitulah
terlalu aku menyanjung sampan
menggauli tanjung

kerana bagiku
riwayat sungai
dan ketenangan
amatlah berarti

tapi kenapa
kau menggali lukaku
sedalam kenangan sungai

Bulan

intiplah bulan itu, ukhti
kerana ia tersenyum
saat kurangkum dalamnya dekap

dan kau mulai bercerita
dengan ceria
tentang tempat
yang purnama bisa makin ada makna
?di kotaku? katamu
ya, di kotamu
di tubuh kotamu
di tubuhmu

dan tidakkah kaulihat
aku sudah mulai membuka pintu
menatap kota
menatap tubuh kota
menatap tubuhmu

?ada makna? kataku
dan kau tersenyum
bersama bulan yang terlihat
dan dalamnya dekap
ya

Leave a Reply

Bahasa ยป