Kembali
jika aku pantas
menuai bahgia ini
izinkan aku
kembali
dan
kusadap rahsia waktu
yang tlah merapuhkan egoku
di hadapan pesonamu
dan
seperti segarnya pagi
kuasyiki keceriaan
rona fitri
Ramadhan
kupercaya hadirmu
memperbesar kemungkinan
luruhnya angkuh
redamnya dendam
dan bersama waktu
egoku rapuh
leh pesonamu
ramadhan
Hikayat Perahu Sampan
–esti
kau menggali lukaku
sedalam kenangan sungai
aku
dengan perahu sampanku
pernah sangat setia menyibak riak
menyisir nostalgia
kala angin semilir atau kencang
kala mentari hangat atau menyengat
dan air pasang
dan air surut
begitulah
terlalu aku menyanjung sampan
menggauli tanjung
kerana bagiku
riwayat sungai
dan ketenangan
amatlah berarti
tapi kenapa
kau menggali lukaku
sedalam kenangan sungai
Bulan
intiplah bulan itu, ukhti
kerana ia tersenyum
saat kurangkum dalamnya dekap
dan kau mulai bercerita
dengan ceria
tentang tempat
yang purnama bisa makin ada makna
?di kotaku? katamu
ya, di kotamu
di tubuh kotamu
di tubuhmu
dan tidakkah kaulihat
aku sudah mulai membuka pintu
menatap kota
menatap tubuh kota
menatap tubuhmu
?ada makna? kataku
dan kau tersenyum
bersama bulan yang terlihat
dan dalamnya dekap
ya