http://www.suarakarya-online.com/
sebuah mimpi
ada seutas tali
tempatku panjatkan harap
tapi terlampau rapuh
terlalu besar kuberharap
darinya
inikah jalan
yang kau bentangkan itu?
aku tetap berharap
akan ada cahaya
dalam gelap
menepis segala pikiran buruk
masih adakah celah suaramu
membelah batu
mengikis tanah tandus
ketika jalan kiat surut?
segumpal harapan masih kutebar
mimpi semakin jauh
semakin tertinggal
ini jadi pecundang sejati
yang terkapar
* Januari 2008/2009
Topeng
ada batu cadas
yang terbelah hujan
angin dan matahari
ketika inginku menelikung deras
menerba seribu wajah
yang tertekan
mestikah melepas jati diri
terpuruk angan semu
angin tetap berjalan
mengitari rasa
yang terpendam
bayangan hitam hari sunyi
membelit setiap nafas dan harap
keinginan berlalu beku
dalam bayang
yang memagari rupa
tak sanggup aku teruskan
memasangi wajah dengan topeng
berteman dengan dusta
dan sandiwara
hati telah jauh tertinggal
ingin kudekap malam
dalam sahaja
ingin kureguk hari
apa adanya tanpa topeng
* Pebruari 2008/2009
getaran jiwa
ini kali pertama
kurasa getaran yang sama
seperti kali pertama bertemu
kubertanya pada diri
kubertanya pada hati
getaran apakah ini?
sementara rinduku terus mendera
ada rasa yang tumbuh kian dalam
barulah kusadari
jika cinta tak mengenal syarat
dan tak pernah bertanya
ia datang menerpa seperti angin
seperti perangkap
yang tak bermata
menjerat dan membangkitkan
segala rindu
kini hasrat terasa meluap
mengaliri inci demi inci
detak jantungku
meski kuingin mengakhirinya
ku masih tak mampu
* Maret 2008/2009
di bawah purnama
pada batas langit dan bumi
pada kali pertama
tali gendewa dilesatkan
menikam cinta
di bawah purnama
ku berguru pada alam
pada setiap kesedihan
terhujam aura gelap
yang mesti dipunahkan
mengapa selalu hadir gelisah
diantara degub yang menderu
ada selalu rasa itu
memnghantui nafas dan malamku
kini aku bersujud pada waktu
menyerahkan gairah
dan janji semu pada segala tatap
yang penuh tanya
ini kali menyergap di ujung hati
* April 2008/2009