Menafsirkan Kebahagiaan yang Autentik

Muhammadun AS*
http://oase.kompas.com/
Judul buku : Tafsir Kebahagiaan: Tafsir Al-Quran Menyikapi Kesulitan Hidup
Penulis : Jalaluddin Rahmat
Penerbit : Serambi Jakarta
Tahun : 1, Juni 2010
Tebal : 201 halaman

Di tengah gejolak dunia modern saat ini, kebahagiaan hadir dengan bentuk dan wajah yang beragam. Tidak sedikit mereka yang bergelimangan harta dan jabatan justru kehilangan makna kebahagiaan yang sedang dicari. Ternyata harta dan jabatan bukanlah sumber kebahagiaan, tetapi kerap kali menjadi sumber malapetaka yang menumpahkan darah dan nyawa. Sejarah umat manusia telah mengabarkan kepada khalayak kita bahwa prestise sosial yang begitu dibanggakan manusia dengan harta dan jabatannnya seringkali berakhir dengan berbagai tragedi mengenaskan. Kuasa harta dan jabatan membungkan nurani kemanusiaan, sehingga kebahagiaan yang ingin dicapai justru sirna.

Jalaluddin Rahmat, yang akrab disapa Kang Jalal, hadir mengumandangkan tafsir kebahagiaan di tengah kesulitan hidup manusia dalam menggapainya. Tafsir kebahagiaan yang diurai Kang Jalal mencoba menggali kebahagiaan dari sumbernya yang sejati, bukan dari asesori kehidupan yang artifisial dan gamang. Dengan kembali kepada sumber asalnya, kebahagiaan bisa diraih dengan penuh keyakinan yang teguh, bukan dengan kegembiraan sesaat yang melenakan. Asesori kehidupan yang kerap dilalui manusia untuk mengais kebahagiaan seringkali hanya menampakkan kebahagiaan dengan wajahnya yang luar, wadag, dan penuh citra, sehingga yang lahir adalah kebahagiaan semu dan palsu.

Tafsir kebahagiaan yang dikumandangkan Kang Jalal adalah tafsir yang kembali dalam ajaran agama. Ingatkah kita bahwa setiap hari, paling tidak sepuluh kali, muazin di seluruh dunia Islam meneriakkan hayya ala al-falah, atau marilah meraih kebahagiaan? Seperti para muazin, buku ini mengajak Anda menjadikan Al-Quran sebagai penuntun hidup bahagia dan sukses dunia-akhirat. Tamsil yang disuguhkan Al-Quran benar-benar indah dan menarik: halilintar dapat menimbulkan ketakutan dan bisa pula melahirkan harapan. Musibah dan bencana bisa menumbuhkan kearifan, bisa pula melahirkan keputusasaan. Kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran bisa menjadi sumber bahagia. Pun bisa menjadi biang derita. Semua tergantung pada cara kita memandang dan menghadapi kenyataan hidup. Ya, sesungguhnya hidup hanya soal sudut pandang.

Buku ini menggali inspirasi dari ayat-ayat suci tentang bagaimana kita menyikapi keadaan yang kita hadapi. Disertai ulasan dari hadis Nabi dan kisah-kisah menghibur, plus penemuan-penemuan mutakhir sains, Kang Jalal membantu Anda menempatkan diri dalam sudut yang tepat agar realitas yang Anda hadapi bisa memberikan harapan dan kebahagiaan. Sisi hukum dan teologis Al-Quran sudah banyak dikupas, tapi sisi psikologis Al-Quran masih jarang diulas. Buku ini hadir untuk membuka jalan kajian lebih lanjut tentang dimensi psikologi Al-Quran.

Catatan-catatan ringan yang diuraikan Kang Jalal secara psikologis ini hadir dengan sangat cair dan renyah, sehingga memudahkan kita memahami seluk-beluk kebahagiaan yang begitu rumit kita pahami dengan sangat mudah dan nyaman kita jelajahi. Kang Jalal tidak menjustifikasi kebahagiaan dengan status hukum halal dan haram, melainkan dengan pendekatan psikologi (psikology aprouch) yang memungkinkan kita bisa hadir dalam berbagai percakapan teologis yang diramu dalam berbagai kisah para Nabi dan guru bijak kemanusiaan.

Tafsir kebahagiaan dalam buku ini hadir untuk menyapa manusia modern yang sibuk dengan rutinitas mekanistiknya. Tafsir yang membuka ?jembatan emas? bagi pembaca dalam mengarungi samudra kebahagiaan yang tiada tepinya: kebahagiaan yang lahir dari samudera ilahi. Kebahagiaan demikian inilah sebenarnya yang menjadi kegelisahan berbagai komunitas modern yang terus menggali dan mencari sumber kebahagiaan tanpa henti. Buku ini tidak menggurui kita untuk menemukan kebahagiaan kita, tetapi menjadi teman berbincang dan bercakap yang asyik untuk membuka mata batin hati kita dalam menerangi jejak hidup ini.

*Pecinta buku.

Leave a Reply

Bahasa ยป