Orang-orang Ilham dari Surga, Hadiah Nobel Sepanjang Masa

Hario Pamungkas

Setiap tahun hadiah Nobel (Nobel Price) selalu diumumkan oleh Nobel Foundation yang didirikan pada 29 Juni 1900. Nobel Foundation didirikan untuk mengenang jasa seorang pengusaha dan ilmuwan terkenal yang meninggal pada 10 Desember 1896 bernama Alfred Nobel di Stockholm, Swedia.

Nobel Prize diberikan kepada pemenang berdasarkan pengelompokan profesi atau keahlian masing-masing, atau bidang-bidang yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan/ science; matematika, kimia, biology, fisika, dan juga bidang lain seperti kedokteran, perdamaian, Ekonomi, dan Sastra.

Sampai detik ini tidak ada penghargaan yang lebih bergengsi yang diakui masyarakat International kecuali Nobel Prize. Kenapa demikian, karena Yayasan Nobel Prize yang dibawah pengawasan Royal Swedish, beranggotakan lebih dari 420 orang dari Royal Swedish Academy of Science, Nobel Assembly of Karolinska Institutet, dan Swedish Academy. Lembaga ini sangat professional dalam management asset baik keilmuwan maupun kelembagaan, disamping tentunya support dari banyak negara besar seperti Amerika, Japan (Japan Prize and Kyoto Prize), Balzan Foundation (Switzerland), dan masih banyak lagi donatur lainnya.

Di dalam sejarahnya yang lebih hanya tokoh dan ilmuwan terhebat di bidang ilmunya mendapat Nobel Prize ; Mari Curie (1911,kimia), Nelson Mandela (2000, Perdamaian), Ernest Miller Hemingway (1954, Sastra), Albert Enstein (1921, Fisika), Sir Alexander Fleming (1945, Medical), Oliver E. Wiliamson (2009, Ekonomi).
***

Rasullulah SAW adalah tokoh sepanjang jaman, yang memberikan inspirasi dalam kehidupan manusia, dicintai umatnya dari masa ke masa, peletak dasar-dasar nilai universal peradaban manusia (baca Islam) di tengah masyarakat Jahilliyah; masyarakat yang jauh lebih liar dari barbar, penjunjung tinggi hak-hak asazi manusia, menjunjung tinggi hak asazi perempuan, perlindungan anak-anak, menetapkan dasar-dasar ekonomi kerakyatan, persamaan derajat manusia di muka bumi, pembela perdamaian dari masa ke masa, tokoh pendidikan yang teruji, penasehat kesehatan sepanjang jaman, pelopor nilai-nilai kejujuran, tokoh yang paling cerdas sepanjang masa, kepala negara/ pemerintahan yang paling sederhana, paling pemaaf, paling dermawan, politikus yang paling berakhlak mulia, dan seterusnya. Di dalam QS 33 Al Ahzab 21, Allah berfirman yang artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah itu suri tauladan (Uswatun Hasanah) yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Uswatun Hasanah itulah sebutan atas gelar dari Allah untuk Rasullullah Muhammad SAW yang telah menuntun manusia sejak diutus sebagai Utusan/Rasul sampai sepanjang jaman. Tentu saja gelar ini bukan hanya layak disandang Rasullullah, tetapi gelar ini menjadai titik tolak setiap muslim dalam bercermin dan mencontoh, untuk menentukan sikap hidup nyata dalam beraktivitas sebagai apapun di muka bumi ini. Setiap muslim merupakan pemimpin dalam kehidupannya, sebagai kepala rumah tangga, karyawan, pegawai negeri, guru, pejabat di pemerintahan, pengusaha, atau sebagai apapun.
***

Kembali pada gelar pemenang hadiah Nobel (Nobel Prize) yang sangat sulit diraih oleh manusia di dalam mencapai puncak karir, siapapun akan bangga dengan raihan prestasi Nobel Prize. Sebuah pengakuan gelar tertinggi masyarakat international, dan sangat jarang orang dapat mendapatkannya, mungkin hanya 5-7 orang dalam setiap tahun .

Tahukah kita bahwa ada gelar yang jauh lebih prestius yang ada yang justru dapat dinikmati orang yang jumlahnya jauh lebih banyak di muka bumi ini. “Teristimewa lagi nilai gelar ini tidak bisa ditukar dengan gelar pemenang Nobel bahkan pemenang Nobel berturut-turut sepanjang masa sekalipun. Kenapa begitu?”

Gelar ini diinspirasikan dari surga, melalui hasil karya Sang utusan Allah SWT yakni Rasullullah Muhammad SAW, sang Uswatun Hasanah kepada seluruh umat manusia /Rahmatan lil aalamin, yaitu gelar untuk manusia-manusia yang berhasil berperang melawan nafsu, sang “Muttaqiin” (orang yang bertaqwa) . Gelar ini diperoleh dengan berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan dengan penuh ikhlas dan anugerah datangnya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan (83 tahun).

Orang-orang yang sukses mencapai gelar ini adalah yang telah berjuang mengalahkan hawa nafsunya, untuk tunduk pada perintah Allah Sang Pencipta Alam Semesta, dan telah menunjukkan penghambaan yang sangat tinggi, tidak menghiraukan lapar dahaga, keinginan apapun yang tidak diperbolehkan selama berpuasa, bahkan untuk berpikir negative walau hanya selintas, luar biasa hebatnya!!! Pantaskah gelar yang didapat ini melebihi Nobel Prize. “Kenapa tidak?” dengan menyandang gelar manusia taqwa, maka akan berhak mendapatkan hadiah yang tak ternilai harganya, dan diberikan jaminan kebahagiaan dunia dan akherat yang abadi berupa Jannah. “Surga yang kenikmatannya belum pernah terlintas dalam pikiran dan belum pernah terucap dalam kata-kata”. Adakah penghargaan dalam ajang apapun di jagat raya yang memberikan seperti itu? Jelas tidak ada !!!

Maka menjadi jelaslah uraian di atas bahwa Rasullulah memainkan peranan yang sentral bagi penataan peradaban dunia, dimana manusia dituntun menjadi pribadi Alkhlaqul Karimah/Berbudi pekerti yang luhur, yang menegakkan keadilan dengan tidak pandang bulu, menolong sesama atas dasar cinta kasih, terlebih lagi sebagai khalifah yang lurus di muka bumi. Karakter ini hanya dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang telah berhasil membuang jauh-jauh rasa ego yang sangat kuat menghunjam dalam diri masing-masing.

Berbahagialah saudara-saudara yang telah berjuang mengalahkan hawa nafsunya, dan kembali kepada Sang Khaliq dengan penuh kemenangan di Hari Iedul Fitri, Taqaballallahu minna wa minkum, Taqabbal Ya Kariim.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *