Kalim (BBC)
http://www.tempointeraktif.com/
Raymond Scott, 53 tahun, dari County Durham, Inggris, dibebaskan dari tuduhan mencuri barang berharga itu tetapi dinyatakan bersalah memperdagangkan barang curian, dalam satu persidangan pada Juni lalu. Karya tahun 1632 itu diambil dari lemari pajangan di Universitas Durham pada 1998.
Hakim Richard Lowden menyebut karya tulis itu “barang berharga asli Inggris” dan mengatakan kerusakan terhadap barang itu merupakan “pengrusakan kebudayaan”.
Kasus ini terkait dengan salah satu karya tulis yang masih bertahan berupa kumpulan drama Shakespeare dari Abad 17. Karya tulis itu diserahkan oleh Scott kepada Perpustakaan Folger Shakespeare di Washington DC satu dasawarsa kemudian.
Di depan sidang Pengadilan Negeri Newcastle, Inggris, diungkapkan bahwa Scott menyimpan kumpulan karya tulis yang sudah rusak berat itu, yang diperkirakan berharga sekitar ?1 juta (sekitar Rp14 miliar), di rumahnya selama sepuluh tahun sebelum membawanya ke perpustakaan Folger. Staf perpustakaan kemudian memanggil polisi.
Dikatakan, Scott berharap bisa menjual barang berharga itu dalam satu lelang dan membagi-bagi uangnya bersama sejumlah temannya di Kuba.
Ketika menjatuhkan hukuman itu, Hakim Richard Lowden mengatakan, “Dalam batas tertentu, Anda adalah seorang fantasis dan mengalami kekacauan kepribadian dan Anda adalah seorang pencandu alkohol. “Jelas bahwa dari laporan psikiater bahwa Anda tidak mengalami kelainan mental.”
Hakim Lowden mengatakan, Scott tidak dengan sengaja merusak buku itu ataupun ikut terlibat melakukan pengrusakan. Ia menambahkan, “Karya itu akan dianggap banyak orang sebagai tak ternilai, tetapi bagi Anda pasti harganya sangat tinggi dan Anda pergi sangat jauh untuk mendapatkan harga itu.?
“Motivasi Anda adalah uang,? kata Lowden. “Anda ingin membiayai gaya hidup playboy yang sangat mahal untuk menarik perhatian seorang wanita yang Anda temui di Kuba. Teman-teman Anda di Kuba diikutkan untuk mendukung rencana Anda itu.”
Dalam persidang itu, juri mendengarkan keterangan para pakar dari Amerika Serikat yang cepat curiga bahwa buku itu dicuri dan memanggil Kedutaan Inggris, kepolisian Durham, dan FBI. Mereka menemukan benda bersejarah itu merupakan contoh yang langka dari karya tulis, yang dianggap sebagai salah satu karya terpenting kesusateraan yang pernah dicetak.
Scott dihukum enam tahun penjara karena memperjualbelikan barang curian dan dua tahun tambahan –yang akan dijalaninya berturut-turut– karena membawa barang curian keluar dri Inggris. Pengadilan mendengarkan bahwa pria itu sudah 25 kali dihukum sejak 1977, terutama karena tidak jujur.
Dia seorang pengangguran, hidup dari uang tunjangan, dan hingga belum lama ini tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Scott, yang berasal dari Manro Grange, Wintage, ditahan pada Juni 2008. Dia menolak memberikan bukti untuk membela dirinya selama sidang tiga pekan itu. Universitas Durham mengatakan pihaknya gembira dengan pengembalian karya tulis Shakespeare itu.