Arie Giyarto
Bernas, 03 Mei 2019
Buku antologi puisi berjudul “Membaca Hujan di Bulan Purnama” siap diluncurkan pada event Sastra Bulan Purnama edisi 92, Sabtu (4/5/2019) malam, di Tembi Rumah Budaya Jalan Parangtritis Km 8,5 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Pada buku itu tersaji puisi karya 50 penyair dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya Riau, Padang, Jakarta, Bekasi, Semarang, Bandung, Ngawi, Sidoarjo, Mojokerto, Madura, Bogor, Yogyakarta, Purbalinga, Salatiga, Kediri dan Sragen.
Tidak semua penyair bisa menghadiri peluncuran buku puisi, tetapi sejumlah penyair dari beberapa kota di Jawa dijadwalkan hadir membacakan puisi karyanya.
Sebut saja Bambang Nugroho, Ben Sadhana, Eko Winardi, Ely Widayati Farikhatul ‘Ubudiyah, Heru Mugiarso, Indri Yuswandari, Julia Utami, Mahfud RD, Marjudin Suaeb, Marlin Dinamikanto, Mutia Senja, Polanco S Achri, Risen Dhawuh Abdullah, Ristia Herdiana, Siwi Dwi Saputro, Sri Wijayanti, Sulis Bambang, Sus S Harjono, Sutirman Eka Ardhana, Wahyu We, Yanti S Sastro, Yoseph Yapi Taum, Yuditeha dan Yuliani Kumudaswari.
Eko Winardi, seorang aktor teater dari Yogyakarta yang sering pentas teater bersama Teater Perdikan menggarap naskah karya Emha Ainun Nadjib, siap tampil membacakan puisi karyanya.
Demikian pula Sulis Bambang, perempuan penyair dari Semarang yang memimpin komunitas Bengkel Sastra Taman Maluku (BSTM), akan membacakan puisi-puisi karyanya.
Perempuan penyair lainnya sekaligus seorang guru, Sus S Harjono, tidak ketinggalan ikut tampil. Kedua perempuan penyair ini sudah beberapa kali tampil di Sastra Bulan Purnama.
Puisi-puisi yang diterbitkan ini setiap Jumat pernah ditayangkan di rubrik sastra tembi.net dan di bulan Mei 2019 diterbitkan menjadi buku antologi puisi.
Ini merupakan seri kedua dari buku puisi seri sastra tembi.net. Seri pertama yang terbit Mei 2018 berjudul Kepada Hujan di Bulan Purnama menampilkan 31 penyair dari berbagai kota.
Nuranto selaku Ketua Yayasan Rumah Budaya Tembi menyebutkan, pihaknya memberikan ruang sastra melalui ruang digital agar bisa dibaca lebih luas dan bisa diakses dari mana saja.
“Kita tidak hanya memberi ruang digital tetapi memadukan dengan ruang konvensional. Puisi yang sudah ditayang di ruang digital kita terbitkan, kemudian diluncurkan di ruang konvensional dan diteruskan di ruang digital melalui streaming youtube Sastra Bula Purnama,” kata Nuranto.
Selain dibacakan, ada puisi yang dilagukan oleh kelompok musik “Akar Renjana” dari Yogyakarta. Kelompok musik anak muda ini melagukan puisi karya Yuliani Kumudaswari, perempuan penyair dari Sidoarjo.
Koordinator Sastra Bulan Purnama Ons Untoro menyebutkan, Sastra Bulan Purnama edisi 92 yang mestinya jatuh di pertengahan Mei 2019 maju awal Mei 2019 sebelum memasuki bulan puasa.
Seorang penyair Yogyakarta yang lama bergulat dengan sastra dan pada era 1970-an menjadi redaktur rubrik sastra salah satu surat kabar di Yogyakarta, Sutirman Eka Ardhana, dijadwalkan tampil membaca puisi karyanya.
Penyair Jogja lainnya seperti Marjudin Suaeb dari Kulonprogo, yang sudah lama menekuni kepenyairan sejak tahun 1970-an juga siap tampil.
Membaca Hujan di Bulan Purnama merupakan pertemuan penyair dari berbagai generasi yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.