Karya Kristiani di Dunia Sastra Sekuler

Santi T.
pelitaku.sabda.org

Tidak gampang untuk mendapatkan karya sastra yang memuat unsur Kristen di dalamnya. Bahkan, dalam rak perpustakaan gereja pun belum tentu ada. Jika kita membaca artikel-artikel dalam internet mengenai topik ini, kita akan menemukan sebuah polemik yang pernah terjadi di antara para penulis terkemuka di Indonesia mengenai “Kristen dalam Sastra Indonesia” pada awal tahun 1970-an. Berawal dari diberikannya sebuah tema “Kristen dalam Sastra Indonesia” oleh Dewan Kesenian Jakarta kepada Dick Hartoko untuk diceramahkan. Dick Hartoko menerima tema tersebut, tetapi dalam ceramahnya ia memberi judul “Mengerling Sastra Indonesia dari Sudut Kristen”, yang akhirnya memicu banyak respons dari para penulis. Respons dari para penulis mengenai tema ini pun bisa menjadi indikasi yang menentukan apakah kelak nilai-nilai kristiani dapat disalurkan melalui karya-karya sastra. Satyagraha Hoerip, seorang penulis novel, cerpen, dan skenario film yang cukup terkenal di dunia sastra Indonesia, merespons hal ini dengan penolakan yang ia nyatakan di Majalah KOMUNIKASI No. 13 Tahun I (10 Januari 1970), halaman 27 — 28 dalam opininya berjudul “Sastra Kristen yang Kita Harap-Harapkan”.

Mungkinkah karya kristiani akan mendapatkan tempat di dunia sastra sekuler? Polemik mengenai hal ini memang belum menemukan titik terang kala itu, tetapi M.S. Hutagalung, sastrawan dan kritikus yang dikenal sebagai pentolan aliran Rawamangun dalam jagat kritik sastra Indonesia, mencoba menjelaskan maksud dari penamaan sastra Kristen. Namun, seiring berjalannya waktu, opininya pun juga mendapat sanggahan dari Th. Sumartono, seorang penulis. Seperti perjalanan yang tanpa ujung, wacana Kristen dalam sastra Indonesia pun masih terkesan sulit diterima. Namun, kita perlu bersyukur karena akhirnya ada satu buku yang membahas unsur Kristen dalam karya sastra. Buku tersebut berjudul “Kristen dalam Sastra Indonesia” (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1977) yang ditulis oleh Hadzarmawit Netti. Buku ini menjadi jawaban bagi semua orang, khususnya para penulis yang pernah terlibat dalam polemik mengenai hal ini. Buku ini lebih menekankan pandangan dan sikap Hadzarmawit Netti mengenai adanya unsur Kristen dalam sastra Indonesia.

Jika kita amati, sebenarnya banyak orang percaya (Kristen atau Katolik) yang menyukai bidang sastra. Sejak terbitnya buku “Kristen dalam Sastra Indonesia”, muncul sejumlah karya sastra puisi yang mengandung unsur Kristen. Salah satunya adalah buku berjudul “Natal dan Paskah dalam Kontemplasi Penyair” (2013). Selain itu, ada banyak puisi Kristen yang ditulis oleh M. Poppy Donggo-Hutagalung, Mezra E. Pellondou, Hans Ch. Louk, Viktus Murin, dll.. Ada pula Remy Silado, seorang penulis cerpen, puisi, naskah, dan pelukis, yang juga memanfaatkan karya sastra sebagai media untuk mengekspresikan nilai-nilai kristiani. Beberapa karyanya mengandung unsur kristiani seperti “Di Basilika Sacre-Coeur”, “Denah Atas Tempat Ziarah Banneux”, “Dengan Harmoni Agape”, dll.. Meskipun beberapa karya Remy Silado mengandung nilai-nilai kristiani, karyanya tetap digunakan sebagai bahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya sastra dan bahasa Indonesia. Dengan demikian, sebenarnya, setiap penulis Kristen bisa berkreasi untuk menyampaikan nilai-nilai kekristenan dalam sebuah karya sastra.

Di tengah-tengah melimpahnya karya sastra sekuler, adakah kerinduan para sastrawan Kristen untuk berbagi kebenaran firman Tuhan melalui tulisan? Rindukah kita agar dunia ini diterangi kebenaran-Nya? Jika Anda suka menulis, mari kita gunakan talenta ini untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas, yang memuliakan nama Tuhan. Terlebih lagi, adanya perkembangan teknologi saat ini, kita semakin dipermudah untuk memublikasikan tulisan kita. Pesatnya perkembangan teknologi membuka banyak kesempatan bagi kita untuk menyebarluaskan firman Tuhan melalui tulisan. Mari kita menulis bagi hormat dan kemuliaan nama-Nya!

Sumber bacaan:

1. Netti, A. G. Hadzarmawit. “Sorot Balik Tentang Kehadiran Buku Kristen Dalam Sastra Indonesia (BPK Gunung Mulia Jakarta 1977) #1”. Dalam http://bianglalahayyom.blogspot.co.id/2014/10/sorot-balik-tentang-kehadiran-buku.html
2. Sehandi, Yohanes. “Kristen dalam Sastra”. Dalam http://yohanessehandi.blogspot.co.id/2014/03/kristen-dalam-sastra.html
3. “Satyagraha Hoerip”. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Satyagraha_Hoerip

***

Leave a Reply

Bahasa ยป