Rekayasa Sastra

Firman Venayaksa *
tempo.co, 09 Jan 2014

Perhelatan sastra Indonesia kembali menghangat. Pada 3 Januari 2013, di PDS H.B. Jassin Jakarta, Tim 8 yang terdiri atas Jamal D. Rahman, Acep Zamzam Noor, Agus R. Sarjono, Berthold Damshauser, Joni Ariadinata, Maman S. Mahayana, Nenden Lilis, dan Ahmad Gaus mengeluarkan sebuah buku berjudul 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Continue reading “Rekayasa Sastra”

DRAMA TERLARANG OPERA KECOA PADA REZIM ORDE BARU

Nandang Aradea *
Firman Venayaksa **

Seni dan Kekuasaan

Kelahiran drama Indonesia memiliki tempat khusus dalam sejarah Indonesia sebagai sebuah bangsa. Menurut Saini, (dalam Sahid 2000:45) drama Indonesia adalah salah satu refleksi dari kelahiran dan pertumbuhan sebuah bangsa Indonesia.Tengok saja misalnya dalam masa pergerakan, pengolahan tema-temanya lebih mengekspresikan kesadaran-kesadaran dan aspirasi-aspirasi kebangsaan. Setelah Indonesia menyelamatkan kemerdekaannya, tema-tema itu bergeser pada ekspresi penderitaan maupun kegembiraan dari pertumbuhan sebuah bangsa yang masih dalam proses membangun. Continue reading “DRAMA TERLARANG OPERA KECOA PADA REZIM ORDE BARU”

KONSEP RUMAH DUNIA: POTONG GENERASI!

Firman Venayaksa *

Kehadiran perpustakaan sebagai tempat untuk mencari ilmu dan menggali informasi tentang pelbagai hal nampaknya memang tidak bisa disingkirkan dalam peradaban kehidupan manusia yang semakin pesat berkembang. Namun perpustakaan yang selama ini hadir ternyata hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat kita. Tidak menjadi barang skunder apalagi primer. Continue reading “KONSEP RUMAH DUNIA: POTONG GENERASI!”

Aku Datang Bersama Lautan *

Firman Venayaksa

Sambil mendengar lengking burung kematian, aku berdiam di altar langit, bersiap melanjutkan kembali pekerjaanku. Mataku terus saja menyapu tiap adegan yang dipertontonkan Allah; sukma-sukma yang meronta, nafas yang terkubur lumpur, muka yang jengah, mata yang terbelalak, penuh dengan sobekan-sobekan kejadian, seakan tak sanggup menampung kecemasan tentang lautan yang tak lagi ramah. Marah! Kemudian aku melayang-layang di tengah himpitan ketakutan mereka dan aku mengintip sepasang lelaki dan perempuan sedang sibuk dengan kalimat-kalimat. Continue reading “Aku Datang Bersama Lautan *”