Kritik

Jakob Sumardjo

Kata kritik bagi kita mempunyai konotasi tidak menyenangkan. Orang tidak senang dinilai oleh orang lain. Akan tetapi, orang senang melihat orang lain menilai orang lain. Jadi, kritik itu hanya mengasyikkan sebagai ‘tontonan’.

Kritik memang tradisi baru dalam masyarakat Indonesia. Istilah kritik sendiri jelas tak ada padanannya dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Istilah itu berasal dari zaman Yunani Purba, dan hidup dalam tradisi kebudayaan Barat sejak zaman renaisans, awal zaman modern. Continue reading “Kritik”

Hari Sastra Nasional Dilihat Secara Sosiologis

Jakob Sumardjo
Pikiran Rakyat, 6 Jan 2001

Kesusastraan adalah masalah nilai, yaitu nilai estetika. Dan apa yang disebut “sastra” itu berbeda-beda untuk tiap orang, tiap kelompok dan tiap masyarakat. Karya sastra yang dibaca oleh seorang mahasiswa Fakultas Sastra, berbeda dengan sastra yang dibaca oleh seorang penjaga kios rokok. Kalau penjaga kios itu disodori bacaan mahasiswa, kemungkinan besar dia akan mengatakan, bahwa itu bukan bacaannya. Continue reading “Hari Sastra Nasional Dilihat Secara Sosiologis”

OBITUARI WING KARDJO, Akhir Sebuah Kesepian

Jacob Sumardjo *
Majalah Gatra 25/3/2002

PUISI asli ialah penjelmaan kepribadian, identitas yang secara otentik dan unik menggelarkan dirinya. Apakah arti sajak selain jejak? Begitulah ucapan penyair Wing Kardjo. Ia wafat di Kyoto, Jepang, Selasa pekan lalu. Kalau sajak merupakan jejak penyairnya, maka sajak-sajak penyair ini boleh dikatakan ungkapan otentik dan unik dari hidup spiritualnya. Continue reading “OBITUARI WING KARDJO, Akhir Sebuah Kesepian”

Uang dan Kekuasaan

Jakob Sumardjo
Kompas, 07/11/09

Tindakan korup adalah tindak kekuasaan. Dan kekuasaan adalah kekuatan. Nenek moyang Indonesia mengenal trilogi tekad, ucap, lampah. Will, Mind, Power. Ketiganya satu.

Huru-hara para pemegang mandat kekuasaan rakyat sekarang ini adalah uang. Tekadnya uang, pikirannya uang, dan kekuasaannya uang. Bukan tekadnya demi rakyat, pikirannya demi rakyat, dan kekuasaannya demi rakyat. Masih lumayan kalau tekad uang demi rakyat, pikiran uang demi rakyat, dan praktik kekuasaan adalah uang demi rakyat. Yang terjadi adalah trilogi uang demi diri sendiri. Continue reading “Uang dan Kekuasaan”