Joni Ariadinata
WAK MANGLI mulai berkeringat, –menggigil. Suara deru angin. Pohon-pohon berpatahan. Kelebat lentik pagar di depan ambruk; menembus mimpi teramat buruk. Dosa apakah? Tiba-tiba. Lentik lampu sentir menabur jelaga, menuju atap. Hitam. Ia terpaksa terbangun berkali-kali, menguping telinga. Jelas isyarat hujan. Betul. Tak ada jam. Juga suara kentong peronda yang mustinya sudah berbunyi sedari tadi. Badai dari langit itu. Lelap. Continue reading “Orang Kampung”