http://www.suarakarya-online.com/
Mengenang Ning
Sedikit masa yang hilang itu kekasih,
adalah kabut hitam yang melewati
koridor rapuh hati, melukai mimpimu
sepanjang waktu, melunturkan rona penuh kasih sayang.
Sedikit masa yang hilang itu,
akan kutebus sepanjang nafas,
memberi seluruh penuh hidup,
walau itu akan membawamu
dalam warna-warni tak sama,
mengapungkan rasa yang kau miliki lain.
Dan aku akan selalu di jalanmu,
memberi jiwa dan nafas
Agar tak lepas ikatan
Agar tak sirna hari pagi
Hingga kita menutup mata, menutup kata
* Pangkalpinang, bangka-belitong 2009
Dimas Arika 50
Ketika setengah abad kau berlari,
waktukah yang mengawani
Berbisikan sepanjang jalan,
dan senja itu yang luruh di arus batanghari
Meninggalkan aku dalam pasrah hati
Ketika setengah abad kau berlari
Waktukukah yang semakin sempit,
berpura-pura menanti
Dalam kepasrahan yang kita sederhanakan ?
Ketika setengah abad kau berlari
Aku sendiri meniti hari
* Jambi, 2009
Banda Aceh Ke Padang
Ratap itu, ibu-ibu, anak-anak
Airmata kecemasan,
ketakutan dalam himpitan sesak dada
Ia ada di berandaku
Mewarnai hari-hari kehilangan
Serbuk racun dan bebauan asing
Ia ada di beranda kita, saudaraku
Kitalah yang terlahir di tanduk takdir
Tanpa pernah kita pahami ujudnya
Dan duka itu, silih berganti kita arungi
Dari Banda Aceh ke Padang
Mengintai generasi ke generasi nasib kita.
Duka itu, ketakutan itu
Serta tangis biru, ibu-anak
Akan kita jalani sepanjang nafas
Jadi ketakutan bersama,
jadi garis kehidupan dunia
Dan ia menjadi tonggak iman kita
Bahwa kuasaNya adalah segala !
* Ubud Bali,10 Oktober 2009
Irama D
Yang terkirim dari sorot matamu
adalah fatamorgana
Pengalih pesona yang menyesatkan
Seperti juga isak tangismu seketika
Yang segera berganti warna
bila hasrat nafsu terpenuhi
Dan kita pura-pura saling mengerti
Dalam persetubuhan itu
Sayang dan benci bersekutu sendiri
Karna esoknya siapakah yang peduli ?
Seperti berbotol anggur yang kita minum kala itu
Kita tak bisa bercermin di dalamnya !
* Kuala Lumpur,November, 2009
Tentang D
Apakah yang bisa kubanggakan darimu
Harga diri yang tergadai
Atau hati yang kosong
Kemolekan dan aroma tubuhmu yang instan
Yang kita poles sekejap di spa
beraroma birahi itu ?
Aku tak berharap jauh-jauh
Seperti juga kisah setahun itu
Bunga layu di jambangan
Angin berlalu di sela rerantingan
Kegamangan
Apakah yang bisa kubanggakan darimu
Selain kenikmatan sekilas
Dan luka diri ?
* Ubud Bali Oktober, 2009
Lahir di Banda Aceh 3 Mei 1961. Banyak bergiat sebagai editor buku. Tahun 2006-2008, menjadi editor 18 judul buku karya para penulis/sastrawan Aceh. Antologi puisi tunggalnya “Nyanyian Angin” (1992), serta “The Sadness Song” (2007), juga ikut terkumpul dalam berbagai Antologi di Indonesia – Malaysia. Penerima Anugerah Sastra Disbudpar Aceh 2009 ini, sekarang menjadi koordinator Aliansi Sastrawan Aceh. Email doelcpallisah@yahoo.fr.