Puisi-Puisi Agus Sulton

HANTU PEMBUNUH di LIDAP KABUT

nampak begitu ciut pada hantu pembunuh; bernafsu liar
antara getaran hati dan nadi, yang sudah tersulut ranting-ranting jemari

ku paksakan kedua tangan ini untuk membungkam semua gemuruh
bayang-bayang pertempuran luka dalam istana debil panitensi jiwa

karena, jeritanmu telah merobek sepekik mantra air mata di kerak kubur;
menusuk mimpi, menjadi sabda bagi manusia yang dilidap kabut

Jombang, Agustus 2009

SERAMBI SERAMBI SEL PENDOSA

tubuhku menjulur bagai pohon bersimbah bekas sengatan petir, dan ranting-ranting jemari merangas usang; sekilas mirip paduan saketi, dijelmaan musafir kelambai saat
terik denting-denting sepi

bukan hanya sihir amulet dan
atmosfer melodi tua, tapi serpihan entodrm juga
membaluti seluruh tubuhku, dalam serambi-serambi sel pendosa
hingga aku terdampar diranjang pengap; nampak pucak dan beku

Jombang, Agustus 2009

Agus Sulton lahir di Jombang, 1986. Status sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Jombang. Penggiat di Lingkar Study Warung Sastra (LISWAS, komunitas tulis dan apresiasi sastra) Ngoro-Jombang. Kumpulan puisi pribadinya ”Tetesan Tinta Air Mata” (ditulis dari tahun 2002-2005), ”Sketsa Tak Bermantra 1” (ditulis dari tahun 2004-2006), ”Berhias Mata Kaca” (ditulis dari tahun 2006-2008), dan “Kantin Pelatuk Naga” 2010. Karya lainnya berupa cerpen, esai, dan 1 novel pribadi ”Rembulan Bernyanyi”. Saat ini tinggal dan berkarya, di Desa Rejoagung, Kec Ngoro, Kab Jombang JATIM.

Leave a Reply

Bahasa »