Muh Syaifullah
tempointeraktif.com
Setelah sekitar 10 tahun terakhir Teater Alam, Yogyakarta, tak pernah pentas, Jumat dan Sabtu besok mereka bakal mementaskan naskah karya Iwan Simatupang dan Danarto. Naskah Iwan yang akan dipentaskan bertajuk Petang di Taman. Adapun karya Danarto bertajuk Obrok Owok-owok, Ebrek Ewek-ewek.
Pementasan itu akan digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, yang berkapasitas lebih dari 100 penonton. “Memang sudah 10 tahun ini Teater Alam tidak pernah pentas. Kami ingin kelompok teater yang mendampingi Bengkel Teater-nya Rendra ini bisa eksis lagi,” kata Azwar AN, 74 tahun, anggota senior Teater Alam.
Hari pertama, 11 Juni 2010, akan dipentaskan Obrok Owok-owok, Ebrek Ewek-ewek karya Danarto mulai pukul 19.30 WIB dengan arahan sutradara Tertib Suratmo, anggota Teater Alam. Naskah tersebut berkisah tentang Tommi, seorang mahasiswa seni rupa, yang berpacaran dengan Sumirah, pedagang batik di pasar Beringharjo, Yogyakarta. Namun Tommi juga berpacaran dengan Kusningyas, seorang gadis puteri profesor yang menjadi dosen pembimbing Tommi.
Alasan Tommi memacari juragan batik bukan dengan hati tetapi ia justru bercinta dengan otaknya. Tujuannya agar ia bisa memasarkan desain batik karyanya. Adapun motif berpacaran dengan anak dosen pembimbing skripsinya semata-mata supaya ia bisa cepat lulus.
Sementara itu, Petang di Taman karya Iwan akan dipentaskan pada Sabtu malam lusa dengan sutradara Puntung C.M. Pudjadi, juga anggota Teater Alam. Kisahnya, taman bagi Iwan adalah miniatur alam ciptaan Tuhan. Indah tidaknya tergantung makhluk yang mengapresiasinya. Taman Iwan menghadirkan pergolakan antara empat orang yang secara sengaja atau tidak dipertemukan dalam sebuah taman.
Orang tua dalam lakon itu diibaratkan sosok lelaki tua yang kesepian sepanjang hidupnya. Lakon yang lain adalah seorang pemuda yang gelisah oleh persoalan yang tidak jelas. Selain itu, ada penjual balon yang diibaratkan sosok yang tidak begitu jelas dengan masalah yang dihadapinya. Adapun tokoh perempuan dalam taman Iwan itu digambarkan hanya sebagai korban sepanjang hidupnya.
“Iwan mengajak kita merenung tentang hidup. Meskipun terlihat pahit, pasti ada sisipan kebahagiaan di dalamnya,” ujar Puntung, sang sutradara.
Bagi penonton yang akan menikmati 2 kali pertunjukan teater itu hanya dipungut Rp 75 ribu untuk kelas VIP. Jika ingin menonton sekali saja dipungut Rp 50 ribu. Adapun untuk kelas Festival hanya dipungut Rp 40 ribu dua kali menonton. Jika hanya satu kali saja maka dipungut Rp 25 ribu. “Untuk para pelajar dan mahasiswa ada diskon 50 persen,” kata Pimpinan Produksi Teater Alam, Didik Supriyanto.
***