Tadarus Sastra Para Penyair

Ribut Wijoto
beritajatim.com

Lebih dari seratus sastrawan dan masyarakat berkumpul di pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Genteng Kali, Surabaya, Senin (22/8/2011) malam. Menikmati sajian musik dan baca puisi.

Ada lebih dari 18 penyair bergiliran membacakan puisi. Mayoritas penyair muda. Ada penyair Dian Nita Kurnia, Saiful Anam, Dheny Jatmiko, Ahmad Fatoni, Gita Pratama, Deny Tri Aryanti, dan lain-lain. Para penyair senior pun turut meramaikan. Semisal Aming Aminudin, Saiful Hadjar, Tjahjono Widarmanto, dan lainnya.

Acara ‘Tadarus 18 Sastrawan Jawa Timur’ yang diselenggarakan sebagai ajang pra Festival Seni Surabaya ini juga mengundang dua kelompok musik. Terdiri dari Pakar Sajen (Paguyupan Karawitan Sastra Jendra) dan Sanggar Cosmopoem Ensemble.

Salah satu panitia pelaksana, R Giryadi menuturkan, di bulan Ramadan ini, FSS ingin menghilangkan batas antara seni (sastra) dengan religi (Islam). “Keduanya memang berbeda. Meski begitu, pada titik tertentu, keduanya saling mengisi. Berpadu membentuk karya yang menakjubkan. Kita bisa beribadah sekaligus berkesenian,” katanya.

Perihal sastrawan yang diundang, panitia tidak terlalu berpijak pada senioritas ataupun kemapanan nama penyair. “Kita mengundang penyair mapan maupun penyair muda. Bahkan, kepada penyair yang tidak diundang pun, panitia mempersilakan untuk turut membacakan karya,” katanya.

Giryadi memaparkan, FFS tahun 2011 bakal digelar bulan November. Beragam program telah dipersiapkan. Mulai dari tari, film, seni rupa, sastra, musik, teater, dan juga pasar seni. “Kita ingin mempersembahkan yang terbaik untuk Surabaya. Juga bagi Jawa Timur dan Indonesia. Kita akan mengundang seniman-seniman lokal, nasional, maupun internasional,” katanya.

Terkait pelaksanaan acara pra FSS tadi malam, Giryadi tidak memungkiri bahwa ada beberapa penyair yang mengundurkan diri. “Ya kita menyayangkan ada beberapa penyair yang mengundurkan diri. Tetapi tidak apa, ada penyair-penyair lain yang menggantikan,” imbuhnya.

Salah satu penyair yang diundang, Indra Tjahyadi, mengakui bahwa ajang FSS, khususnya bidang sastra, telah memberi kontribusi besar bagi perkembangan sastra di Jawa Timur. “Publik nasional selalu memberi perhatian terhadap FSS. Setidaknya itu yang saya tangkap ketika bertemu dengan penyair-penyair lain di Jakarta. Mereka sering menanyakan, kapan FSS digelar, apa program yang ditawarkan,” ujarnya.

23 Agustus 2011