Nyai Dasimah, Penuh Humor Namun Tetap Berisi

Digelar 64 Kali Ditonton 67.300 Orang
Retno HY
http://www.pikiran-rakyat.com/

Akting serta tarian diiringi aneka jenis musik pada pertunjukan teater musikal “Nyai Dasimah”, mampu mengundang reaksi ratusan penonton yang memadati Gedung Teater Tertutup Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House, Minggu (16/10). Ada yang berteriak mencemooh, tapi ada pula yang memuji dan memberikan dukungan terhadap ungkapan ataupun akting yang dimainkan para pemain yang tergabung di kelompok teater remaja Anka Andika Production.

Meski mendapat cemoohan dan puja puji penonton terkadang dilayani oleh beberapa pemain. Alhasil antara pemain dan penonton terlibat dialog di luar naskah. Kekesalan penonton terutama ditujukan pada Meneer Belanda Edward yang bertingkah laku ponggah dan sombong. Cara bicaranya yang cadel dan gaya jalannya yang lunggak lenggok diiringi tembang “Indahnya Cinta” milik Nidji.

Lain lagi dengan keributan pasangan rumah tangga Bang Toyib dan Saimah. Aksi lempar perabotan rumah tangga diiringi lagu “Bang Toyib”, mengundang tawa penonton karena leparan perabotan menjadi rebutan para tetangga.

Giliran adegan diiringi lagu “Alamat Palsu” yang melambungkan nama Ayu Ting Ting penyanyinya, dari balik panggung muncul seorang anak sambil berjoget. Kontan aksi joget diikuti penonton yang sebelumnya duduk lesehan turut berjoget ria bersama.
Teater musikal “Nyai Dasimah” berdutrasi satu setengah jam yang dibawakan kelompok teater Anka Andika Production (AAP) disutradai Anton Yustian Jr. Dengan mengadopsi kisah yang berasal dari tanah Betawi ini, teater musikal Nyai Dasimah, menjadi tontonan yang cukup menarik untuk disimak.

Pertunjukan teater musikal kali ini bercerita tentang kehidupan Nyai Dasimah seorang wanita buruh perkebunan yang cantik dan pintar. Namun kecantikan dan kepintarannya bukannya membawa kebahagiaan, karena bersuamikan (Adward) yang tidak dicintainnya, berkah semu ini justru membuat segala kehidupanNyai Dasimah berakhir tragis, yang akhirnya tidak kuat dan bunuh diri.

Didukung 80 orang pemain dan delapan orang musisi, teater musikal “Nyai Dasimah” lebih banyak memasukan unsur humor dalam alur ceritanya. Kata-kata plesetan maupun adegan-adegan diiringi lagu-lagu yang sedang akrab di kalangan anak muda serta ungkapan-unkapan iklan.

Unsur humor yang ditambahkan tidak melulu hanya dalam akting saja namun dalam dialog juga ditambahkan bodoran dan tingkah laku yang mampu mengundang emosi penonton. Modifikasi karakter tokoh asli yang dibawakan dengan penuh humor juga menjadi daya tarik yang menghibur bagi para penontonnya serta menjadi kunci kesuksesan pegelaran “Nyai Dasimah”.

Pegelaran “Nyai Dasimah” dikatakan sukses karena, hanya bermodalkan dana produksi awal sebesar Rp 3,2 juta, dalam dua pekan AAP mampu menggelar pertunjukan sebanyak 64 kali bertempat di Gedung Kesenian Rumentangsiang dan Teater Tertutup Taman Budaya dengan ditonton 67.300 orang (berdasarkan karcis terjual). “Sebenarnya kesuksesan yang kami dapat bukan jumlah penampilan dan penonton yang hadir berdasarkan karcis terjual, tetapi misi kami untuk mendekatkan seni teater ke anak-anak muda serta membuktikan bahwa untuk membuat karya dan dipegelarkan hingga berbuah kesuksesan tidak harus menunggu uluran tangan pemerintah,” ujar Anton Yustian, yang bersama kelompok teater AAPnya sejak 1997 telah mementaskan lebih dari 15 karya.

(A-87/A-147)*** /16/10/2011