Sajak-Sajak Beni Setia

Suara Karya, 22 Juni 2013

ALTERNATIVE ROCK

antara burangrang-wayang,
ketika melintas pindah ke puncak berikut:
berpapasan dengan harry moekti “assalamu’alaikum!”
teriaknya lantang mengangkat tangan
dalam salam metal dua jari, lalu bersiputar
menyerukan gairah mengguncang kelengangan.
“hanya satu kata *),” teriaknya dengan gairah

: cinta? harry moekti sigap menggeleng
“yeeeahhh Allah you know: Allah!” katanya.
silintas di padang eidelweis

*) judul hit harry moekti (adegan).

ROCKING AROUND

setelah 55 kali natalan,
setelah 1001 lebih
cerita natal dibacaternyata
Tuhan bukan sinterklaas
yang cukup dengan kau berdoa
rejeki dibikin turun
bagai hujan atau tumbuh
seperti rumput liar
untuk makan : kau harus nyangkul
+ nandur rohdim kardus,
si wong kudus berkata
demi nyangkul, nandur,
serta panenan dibutuhkan cangkul
+ lahan hak milik seperti buruh
butuh majikan serta siwiraswasta
butuh modal.
itu-senantiasa Tuhan bukan sinterklaas

sinterklaas bukan Tuhan
manusia diciptakan
berikhtiar dan berdoa

dan dapat sorga-katanya.
kata-Nya?

DANCE MACABRE

selain siul
apa lagi yang bisa dimiliki
bila doa harus dipelajari
dan ke masjid butuh pakaian pantas?
sementara buat mengemis
butuh perda baru
dan bukan sekedar nash qur’an
dan ajaran welas asih

selain siul
hanya tersisa bunuh diri bersama

DUA EPIGRAM

1
ada tiga suara telepon
masuk di bus, dan empat lagi kirim sms.
dan kalau seluruh orang di dunia
bersiserentak menelepon: siapa menerima?
Allah?

2
ada di mana Allah
ketika our computer’s system error?
apa perlu dipanggil kalau ada after sale service?
apa Allah nganggur?

BABIBUBABUBABIBLI

lemak babi jelas haram
karena berasal dari babi.
tapi:
bagaimana dengan babi lemak?

sang cu pat-kay
yang memakan apa saja
dan setiap saat ingin makan
sehingga tubuhnya berlemak?

dan bagaimana dengan si tidak berlemak
tapi terus memakan apa saja di mana saja
dan dengan merenggut apa
yang tersedia di tangan
anak-anak rakyat si duafa?

***

*) Beni Setia, lahir di Bandung 1 Januari 1954. Tahun 1974 lulus SPMA di Bandung dan sejak itu belajar sastra secara otodidak. Ia menulis dalam bahasa Sunda dan terutama dalam bahasa Indonesia, tersebar di berbagai media cetak terbitan Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta. Buku antologi puisinya: Legiun Asing (1983), Dinamika Gerak (1987), Harendong (1993). Kini ia tinggal bersama keluarganya di Madiun, dan tulisan-tulisannya, terutama cerpen dan kolomnya, terus mengalir. Beberapa esainya dimasukkan ke dalam Inul (Bentang, 2003). Beni memilih menulis sebagai profesi tunggalnya.

Bahasa ยป