SUREALISME DALAM PERPUISIAN AMERIKA LATIN

X.J. Kennedy, Dana Gioia
Penerjemah: Indra Tjahyadi

Surealisme merupakan salah satu revolusi artistik terbesar di abad dua puluh. Pada mulanya ia muncul pada waktu Perang Dunia I dalam sebuah olok-olok bernama gerakan “Dada”. (Dada merupakan sebutan anak-anak Perancis bagi “kuda lumping”.) Dadaisme merupakan suatu penolakan radikal atas kegilaan yang dilakukan oleh yang-menyebut-dirinya-sendiri dunia “rasional” badai era modern. Pendekatannya adalah sebuah usaha untuk mengguncang dunia agar keluar dari penghancuran tradisinya sendiri. “Satu-satunya jalan agar Dada untuk terus berlanjut,” cetus seorang penyair, Andre Brenton, “adalah untuk berhenti mengada.” Sudah pasti, gerakan tersebut lambat-laun jatuh berkeping-keping dikarenakan daya perbuatannya yang tak karuan dan ketidaksopanannya sendiri. Di tahun 1922 surealisme muncul sebagai penerus Dada, pada mulanya sebagai sebuah gerakan sastra, lambat-laun menyebar ke seni visual, mengedepankan penciptaan atas hal-ihwal yang fantastik, karya-karya yang menyerupai mimpi yang merefleksikan pikiran-pikiran bawah sadar. Menggabungkan fakta dan mitos, gerakan tersebut mencoba untuk membebaskan seni dari pembatasan rasionalitas. Tidak semua penulis modern dicakup surealisme. Wallace Steven menunjukkan olok-olok pada penyerupaan mimpi surealisme yang merupakan pencampuran citraan sebagai tindakan membuat seekor “kerang memainkan sebuah akordion”.

Surealisme menekankan spontanitas ketimbang keahlian sebagai elemen esensial dalam penciptaan sastra. Tidak semua seni surealis, bagaimanapun juga, merupakan spontanitas. Brenton, umpamanya, menghabiskan waktu enam bulan untuk menulis sebuah puisi yang berisi tiga puluh kata-kata, agar mencapai kemiripan dengan spontanitas. Dan banyak seniman visual surealisme akan melakukan beberapa versi dari “menggambar otomatis” untuk mengejar efek dari hal-ihwal yang menyegarkan. “Manifesto Surealisme” (1924) Brenton yang terkenal itu melesatkan gerakan tersebut hingga terus berlanjut memengaruhi banyak penulis dan seniman di seluruh dunia.

Surealisme awal memperlihatkan banyaknya kecerdasan kelakar absurd dalam seni, dan karya-karya mereka seringkali mencoba untuk membuat orang terkejut dan tertawa. Marcel Duchamp pernah memamerkan sebuah karya cetak yang merupakan reproduksi dari lukisan Mona Lisa tapi disertai kumis melintang yang besar. Puisi “Suicide” Louis Aragon terdiri dari hanya bentuk huruf dari alfabet judul puisinya tersebut, dan Andre Breton pernah memublikasikan sebuah puisi yang diciptakan dari nama dan angka-angka yang dia salin dari buku petunjuk telepon. Apakah ini sesuatu yang mengherankan jika motto dari surealis adalah, “keabsahan umum haruslah dielakkan berapa pun harganya”?

Pengaruh terbesar sastra internasional surealisme adalah dalam perpuisian Amerika Latin. Di awal abad dua puluh Amerika Latin banyak dipengaruhi oleh kultur Perancis dan inovasi-inovasi sastra di Paris yang dengan cepat diimpor ke Mexico City, Nuenos Aires, dan berbagai ibu kota di Dunia Baru. Di Amerika Latin, bagaimanapun juga, surealisme banyak kehilangan kejenakaannya seperti yang dipamerkannya di Eropa, dan gerakannya seringkali menjadi lebih gelap dan lebih mengimplisitkan kualitas politiknya. Surealisme juga memiiliki pengaruh yang kuat dalam seni Amerika Latin. Tradisi seni lukis surealis muncul secara parallel dengan gerakan sastranya. Salah seorang yang dikenal sebagai pelukis besar surealis adalah seorang Mexico, Frida Kahlo, yang karya-karyanya acapkali menciptakan visi yang-menyerupai-mimpi dari tubuh manusia, utamanya dia sendiri. Dalam The Two Fridas, sebagai contoh, ia menghadirkan imaji dari interior tubuh yang diekspose dan dicerminkan. Lukisan Kahlo merupakan keserempakan yang personal dan yang bersifat politik—secara surealis memotret trauma yang dimilikinya sendiri, sebagaimana perpecahan di negri asalinya sendiri.

Banyak penyair Amerika Latin mengalami periode-pewriode di mana ia dipengaruhi oleh surealisme secara kuat. Cesar Vallejo, misalnya, buku keduanya dikenal sebagai buku surealis terbaik yang pernah ada, bergerak menuju dari sesuatu yang lebih bersifat lirik, sampai pada gaya yang diperlihatkannya di bukunya yang kemudian. Olga Orozo, sebagai seorang penerjemah Breton, Paul Eluard, dan para surealis Perancis lainnya, begitu kuat dipengaruhi oleh puisi-puisi avant-garde kaum Parisian. Karya-karyanya memiliki sesuatu yang misterius, mengandung kadar keserupaan-pada-mimpi, sebagaimana dalam kesejajaran dari “Realitas dan Hasrat”. Politik represif Argentina yang berlangsung dari tahun 1950an sampai dengan tahun 1980an mungkin mempengaruhi gaya karyanya, sebagaimana cara Dadaisme muncul di Eropa pada awal abad dua puluh, sebagai respon kepada kekerasan. Menurut Octavio Paz, banyak penyair, seperti dirinya sendiri dan Pablo Neruda, mengadopsi proses kreatif kaum surealis, dan pengembangan kreativitas mereka acapkali serupa dengan gerakan surealis, meskipun karya-karya mereka tidak begitu saja serupa dengan “surealis”.

***
Keterangan: Tulisan ini diterjemahkan oleh Indra Tjahyadi dari Surrealism in Latin American Poetry, dalam X.J. Kennedy and Dana Gioia (eds.), Literature: An Introduction to Fiction, Poetry and Drama (New York: Longman, 2005), hlm. 703-704.

Bahasa »