Terjemahan: Ahmad Yulden Erwin
1/
Spring rain—
a child gives a dance lesson
to the old cat
Hujan musim semi—
kanak itu mengajar dansa
kepada kucing tua
2/
Ten kitten—
ten
different colors
Sepuluh anak kucing—
sepuluh
warna yang berbeda
3/
Simply trust! Trust!
Dewdrops spilling
down
Hanya percaya! Percaya!
Seluruh embun tumpah
ke tanah
4/
Swatting a fly
on Buddha’s holy
head
Tepuklah seekor lalat
pada kepala suci
sang Buddha
5/
A chicken strolls
around the sitting room
livelong day
Seekor ayam
mengitari ruang duduk
sepanjang hari
6/
First snowfall
one two three four
five six people
Hujan salju pertama
satu dua tiga empat lima
enam orang biasa
7/
Parent sparrows
baby sparrows—
in a happy mountain
Induk pipit
bayi pipit—di gunung
yang bahagia
8/
Writing shit
about the snow for the rich
is not art
Menulis omong kosong
tentang salju demi orang kaya
jelas bukan seni
9/
Just being alive
I
and the poppy
Hanya hidup
aku
dan bunga poppy
10/
The distant mountains
are reflected in the eye
of a young dragonfly
Pegunungan yang jauh
tercermin di mata
seekor capung muda
11/
If you jump, flea:
jump
on the lotus!
Jika situ melompat, kutu:
melompatlah
pada bunga teratai!
12/
Come and play,
little orphan sparrow—
play with me!
Kemari dan bermain,
pingai mungil piatu—
bermain denganku!
13/
Trying and trying
to grasp the harvest moon—
a toddler
Coba dan coba
raih bulan musim panen—
seorang balita
14/
The octopus’ fleeting
dream in the trap—
the summer moon!
Mimpi sekilas gurita
di tengah perangkap—
bulan musim panas!
15/
Autumn evening—
morning glories
it’s reborn!
Senja musim gugur—
seluruh keberkahan pagi
kini terlahir kembali!
16/
What a miracle
being born a human—
autumn’s end
Betapa ajaib
lahir sebagai manusia—
musim gugur kini berakhir
17/
On the flower pot
does the butterfly also hear
Buddha’s promise?
Di pot bunga itu
apa kupu-kupu ikut mendengar
janji sang Buddha?
18/
These snails
climb Mount Fuji
but slowly
Siput-siput ini
mendaki Gunung Fuji
meski perlahan
19/
Step by step
up a summer mountain—
suddenly, the sea!
Selangkah-selangkah
naik gunung musim panas—
tiba-tiba, samudera!
20/
Cries of wild
reese, rumors spread
about me
Pekik angsa
liar, rumor menyebar
tentang saya
21/
Edo! Edo!
When I was here it’s just Edo—
autumn’s end
Edo! Edo!
Pas aku di sini Edo hanya Edo—
akhir musim gugur
22/
Stillness—
clouds peak
in the lake
Keheningan—
lengkung pucuk awan
dalam danau
23/
Just by being,
I’m here—
in the snow-fall
Semata mengada,
aku di sini—
dalam salju luruh ini
24/
Showering
onto Mount Kiso—
the Milky Way!
Memancar
ke atas Gunung Kiso—
Bima Sakti!
25/
Don’t worry, spiders,
I keep house
casually
Jangan khawatir, laba-laba,
aku mengurus rumah
dengan santai
________________________
*) Kobayashi Issa (1763 – 1828) was a Japanese famous poet and lay Buddhist priest of the Jodo Shinshu sect or the Pure Land sect. He is better known as simply “Issa”, a pen name meaning “a cup-of-tea”. He is regarded as one of the four haiku masters in Japan—along with Basho, Buson and Shiki.
Kobayashi Issa (1763 – 1828) adalah seorang penyair terkenal Jepang dan pendeta Buddha dari sekte Jodo Shinshu atau sekte Tanah Murni. Dia lebih dikenal dengan sebutan “Issa”, satu nama pena yang berarti “secangkir teh”. Dia dianggap sebagai salah satu dari empat master haiku di Jepang—bersama Basho, Buson dan Shiki.
Gambar: “Autumn Haiku” Kobayashi Issa