KEIDIOSINKRETISAN DAN KEMOMENTANAN APRESIASI SASTRA (13)

Djoko Saryono *

Di muka sudah disinggung ihwal keindividualan, keidiosinkretisan, dan kemomentanan proses berlangsungnya apresiasi sastra. Ihwal keindividualan, keidiosinkretisan, dan kemomentanan ini perlu dijelaskan dan ditegaskan supaya penjelasan tentang keberanekaragaman dan faktor-faktor yang memengaruhi proses keberlangsungan apresiasi sastra tidak dipandang dan disikapi sebagai sesuatu yang konstan, tetap, dan tidak berubah. Sebabnya, kecenderungan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra dan faktor-faktor yang memengaruhinya berkaitan erat dengan keindividualan, keidiosinkretisan, dan kemomentanan ini. Continue reading “KEIDIOSINKRETISAN DAN KEMOMENTANAN APRESIASI SASTRA (13)”

YANG MEMENGARUHI APRESIASI SASTRA (12)

Djoko Saryono *

Sebelumnya sudah diulas pengalaman sebagai satu faktor yang memengaruhi apresiasi sastra. Ikut juga memengaruhi kecenderungan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra beserta varian-variannya ialah pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh pengapresiasi. Kekayaan, keanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan pengetahuan pengapresiasi memengaruhi proses keberlangsungan apresiasi baik kecenderungan maupun varian-variannya. Pengetahuan yang dimaksud di sini bermacam-macam, antara lain sebagai berikut. Continue reading “YANG MEMENGARUHI APRESIASI SASTRA (12)”

YANG MEMENGARUHI APRESIASI SASTRA (11)

Djoko Saryono *

Sudah diungkapkan sebelumnya bahwa proses keberlangsungan apresiasi sastra dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu karya sastra dan pengapresiasi sastra. Bagaimanapun dalam batas-batas tertentu karakteristik karya sastra memengaruhi proses berlangsungnya apresiasi sastra. Napas atau paham dalam karya sastra (misalnya, eksistensialisme, pantheisme, romantisme, ekspresionisme, psikologisme, dan pascamodernisme), penceritaan (misalnya, waktu cerita, teknik montase, kolase, dan asosiasi), struktur dan atau tekstur karya sastra Continue reading “YANG MEMENGARUHI APRESIASI SASTRA (11)”

KEANEKARAGAMAN PROSES KEBERLANGSUNGAN APRESIASI SASTRA (10)

Djoko Saryono *

Proses berlangsungnya apresiasi sastra sangat beraneka ragam, bukan seragam; jadi, terdapat beraneka ragam proses berlangsungnya apresiasi sastra. Hal ini disebabkan oleh empat hal berikut ini. Pertama, apresiasi sastra sebagai fenomena subjektif, eksistensial, idiosinkretis, dan momentan memiliki tingkat keumuman dan kerampatan (kegeneralan) yang relatif rendah. Misalnya, proses apresiasi yang dilakukan oleh Rindang Kasih atas karya Javid Namah (Mohamad Iqbal) Continue reading “KEANEKARAGAMAN PROSES KEBERLANGSUNGAN APRESIASI SASTRA (10)”

Bahasa ยป