Menuju Republik Sastra

Gerson Poyk *
Kompas, 03 Maret 2013

Beberapa tahun yang lalu, ketika HB Jassin masih hidup, dia pernah menulis bahwa sebuah pusat kebudayaan tidak perlu hanya di Jakarta, tetapi sebaiknya di daerah.

Beberapa lama kemudian, Jassin mengatakan, ”Koran-koran di daerah yang punya ruangan sastra sangat penting.” Ucapannya membuat penulis berpikir bahwa di setiap provinsi mesti ada HB Jassin baru yang mendokumentasikan semua karya penulis yang muncul di ruang sastra di setiap koran, lalu menyorot, mengkritik, dan mendidik seperti yang dialami Angkatan ’45 dan Angkatan ’66 versi Jassin. Continue reading “Menuju Republik Sastra”

Rumah Terakhir Sastrawan Gerson Poyk

Yohanes Sehandi *
Majalah Warta Flobamora (Surabaya), edisi: 50, Maret 2017

Ada sejumlah sastrawan Indonesia yang menggambarkan atau meramalkan tempat penguburan atau rumah terakhirnya jauh sebelum sang sastrawan tersebut meninggal dunia. Apakah kemudian pihak keluarga menguburkan sang sastrawan sesuai dengan yang digambarkan atau diramalkannya, itu urusan lain. Continue reading “Rumah Terakhir Sastrawan Gerson Poyk”

Meredam Dendam Ala Gerson Poyk (1931-2017)

Yohanes Sehandi
Majalah Kabar NTT (terbitan Kupang), edisi: 33, Juli 2017

Naluri purba manusia umumnya adalah membalas dendam, kejahatan dibalas dengan kejahatan. Gigi ganti gigi, ungkapan yang sering kita dengar. Kalau itu terjadi, maka kejahatan di muka bumi ini tidak akan pernah berakhir. Kejahatan akan terus beranak-pinak dan bercucu-cecet. Pertikaian, kerusuhan, dan peperangan di mana pun dan kapan pun, sejak zaman baheula sampai dengan zaman digital sekarang ini adalah sejarah panjang dendam kesumat umat manusia yang dibalas dengan menghalalkan segala cara. Continue reading “Meredam Dendam Ala Gerson Poyk (1931-2017)”

Taman Budaya Gerson Poyk

Yohanes Sehandi *
Pos Kupang (Kupang), 8 Mar 2017

Salah satu bentuk penghargaan dan rasa hormat Pemprov NTT terhadap sastrawan dan jurnalis senior Indonesia kelahiran NTT, Gerson Poyk, adalah dengan mengubah nama Taman Budaya NTT yang sudah ada, menjadi Taman Budaya Gerson Poyk. Pemberian nama itu, kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, agar nama almarhum dikenang generasi ke generasi NTT bahwa Gerson Poyk adalah tokoh sastra Indonesia (Pos Kupang, 26/2/2017). Continue reading “Taman Budaya Gerson Poyk”

Bahasa »