PEMBELAJARAN SASTRA: BATU SANDUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM (12)

Djoko Saryono

Sejak masa Kurikulum 75 sampai sekarang tampak nyata bahwa konstruksi kebijakan kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (di dalamnya termasuk sastra) yang dihajatkan atau apa yang hendak dicapai selalu tidak terwujud secara memuaskan di dalam ruang-ruang implementasi kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia atau kurang terealisasi dalam pembelajaran, pengajaran, dan pemelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai kendala pokok. Continue reading “PEMBELAJARAN SASTRA: BATU SANDUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM (12)”

PEMBELAJARAN SASTRA: DALAM JEPITAN KERENTANAN KEBIJAKAN KURIKULUM (10)

Djoko Saryono

Sepanjang sejarah kebijakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah, bahkan juga PAUD (baca: Taman Kanak-kanak) di Indonesia dapat dikatakan secara deduktif di sini bahwa proses pembuatan kebijakan kurikulum di Indonesia selalu rentan, terpatah-patah, dan bahkan tak jarang rabun sejarah kurikulum di Indonesia. Betapa tidak! Sejak dulu sampai sekarang, kebijakan kurikulum di Indonesia termasuk kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sangat rentan berubah tanpa arah jelas, Continue reading “PEMBELAJARAN SASTRA: DALAM JEPITAN KERENTANAN KEBIJAKAN KURIKULUM (10)”

PEMBELAJARAN SASTRA: TEMPAT ISTIMEWA NASIB NELANGSA (9)

Djoko Saryono

Tidak ada seorang pun yang meragukan keberadaan dan kedudukan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang demikian jelas, tegas, dan terang dalam sistem pendidikan nasional Indonesia khususnya kurikulum pendidikan nasional di Indonesia sejak pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi. Selama ada dan berdiri negara-bangsa Indonesia, Continue reading “PEMBELAJARAN SASTRA: TEMPAT ISTIMEWA NASIB NELANGSA (9)”

PEMBELAJARAN SASTRA: MASALAH LATEN-KLASIK (8)

Djoko Saryono

Sudah kita ketahui bersama bahwa sampai sekarang ketidakpuasan terhadap pengajaran [teaching], pembelajaran [instruction], dan pemelajaran [learning] bahasa pada umumnya masih sangat besar. Berbagai pemangku kepentingan bahasa Indonesia menganggap bahwa pengajaran dan pemelajaran bahasa Indonesia tidak memuaskan karena tidak berhasil membuat peserta didik menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar atau membuat peserta didik mahir berbahasa Indonesia untuk berbagai keperluan hidup. Bahkan Continue reading “PEMBELAJARAN SASTRA: MASALAH LATEN-KLASIK (8)”