ARJUNA DI RIMBA TEGASARA

Sri Wintala Achmad
___harian Kedaulatan Rakyat

Bagai lempengan tembaga terbakar, langit timur memuntahkan matahari dari rahim malam. Manakala beburung menyanyikan cinta pada semesta. Sungai di tepian rimbaTegasara masih mengalirkan kasih bumi dari hulu hingga hilir. Muara, di mana persetubuhan gunung dan samudera belum usai dituliskan dalam kitab sejarah alam. Continue reading “ARJUNA DI RIMBA TEGASARA”

KI DHALANG

Sri Wintala Achmad
__Harian Kedaulatan Rakyat

Seri Bharatayuda telah selesai dibabar Ki Dhalang selama tujuh malam di Gedung Serbaguna Kalurahan Ngudi Budaya. Namun saat fajar hari seusai menggelar lakon Rubuhan, Ki Dhalang tidak beranjak dari depan kelir. Ki Dhalang merasakan kematian keangkara-murkaan Kurawa yang memberi harapan kedamaian jagad raya itu hanya malapetaka baginya. Kekosongan kelir yang teramat mengerikan. Continue reading “KI DHALANG”

SASTRA YOGYA TIDAK PERNAH MATI

Sri Wintala Achmad *
Kedaulatan Rakyat, 3 Nov 2006

Sejak Persada Studi Klub (PSK) hingga sekarang, telah ratusan sastrawan dilahirkan di Yogyakarta. Seiring perjalanan waktu, sebagian mereka masih banyak yang konsisten sebagai penulis sastra. Namun, sebagian lainnya memilih pensiun. Mengingat profesi lain dipertimbangkan lebih memberikan harapan akan perbaikan nasib ekonomis dirinya dan keluarganya di hari kelak. Continue reading “SASTRA YOGYA TIDAK PERNAH MATI”

PRA PENERBITAN ANTOLOGI PUISI PENYAIR YOGYAKARTA (1960-2000)

Sri Wintala Achmad

Sewaktu bersilaturahmi kepada seorang kawan seniman, saya disodori sebuah buku ‘Malioboro’ terbitan Trikayon. Buku Malioboro yang disusun oleh Sri Widati dkk itu merupakan kumpulan puisi dari para penyair Yogyakarta periode 1960-2000. Terlepas dari kriteria yang ditetapkan para penyusun, nama-nama di dalam ‘Malioboro’, semisal WS. Rendra, Gunawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono, Kirdjomulyo, Linus Suryadi AG, Emha Ainun Nadjib, Ragil Suwarno Pragolapati dll memang tidak dapat disangsikan lagi sebagai penyair yang pernah melakukan proses kreativitas puitiknya di Yogyakarta. Continue reading “PRA PENERBITAN ANTOLOGI PUISI PENYAIR YOGYAKARTA (1960-2000)”

Baz-Art dalam Wacana dan Pasar

Sri Wintala Achmad *
kr.co.id

MEMAHAMI Baz-art, salah satu agenda kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XV – 2003, sangat berbeda dengan basar sebagai pasar murah. Secara substansial, Baz-art mengandung pengertian event seni rupa yang berbingkai keseimbangan wacana pasar dan pasar wacana. Di mana, penyelenggaraan Baz-art versi Yayat Surya tidak sekadar menawarkan publik atas produk seni rupa sebagai aset komoditas. Melainkan, seni rupa ditawarkan sebagai wacana apresiatif, edukatif, rekreatif, artistik dan inovatif bagi publik. Continue reading “Baz-Art dalam Wacana dan Pasar”

Bahasa »