http://sastrasaya.blogspot.com/
Sebab Malam Tlah Berganti Nama
:sarkem
dalam gelap
aku selalu takut
meniti batang bambu
yang berjajar di muka parit
sebab malam tlah berganti nama
maka
melompat ke sisi lain
bisa jadi pilihan pasti
selain mati
tanpa terkuburkan.
yogya, 2009
Puisi Kematian Kupu Macan
Pagipun tak lagi sunyi…
Kabut riuh di antara tiang-tiang listrik berjajar
?rona hidup yang mana?
Yang membawa akal
Dari watak budi pekerti?
Bocah-bocah sekolah
Yang bangun pagi, berseragam merah putih
Lalu berangkat jalan kaki
Bergerombol memenuhi jalanan
?Adakah yang sanggup
Membangun sejarah menjadi
Tak sekedar kenangan?
Apakah topi-topi, dan
Dasi-dasi merah hati pada barisan
Upacara bendera mampu mencipta hari senin yang baru
?ia mati, mungkin menampik derita
Dari kebohongan sahabat karibnya?
Orang tua yang memberi uang saku
Demi membiak angan akan jajanan
-pada sebatas angan, mimpi
dan
?mainan-mainan kini, adalah
Ibu tiri yang membelai dengan jari-jari
Berkuku tajam?
Sebab bukan gedung, ataupun kursi
Dan meja yang berjajar itu
Yang benar mereka ingini
Maka, kaburlah mereka lewat jendela
-Yang dibiarkan terbuka
Yogya, 3 desember 2009
bambu
Kami sepasang batang bambu yang hanyut dalam arus sungai kehidupan
Sepanjang tubuh kami, melebihi dari hulu sampai ke hilir
Rebung muncul dari dasar tanah di lembah teduh, kemudian tumbuh sampai ruas-ruas kehidupan datang memilah batang jadi potongan-potongan kisah, dimana setiap orang dapat satu.
Sebilah batang bambu jadi pilar sepanjang usianya pada sedikit tahun kehidupan, dan kemudian merapuh.
Batang bambu keujung meruncing, melengkung mengait awan.
Mengikat bulir-bulir embun, bagi seteguk tuak di bibir fajar.
Yogya, 1 September 2009
CHEVROLET BEL AIR TAHUN 1957
Syukurlah…..
Akhirnya selesai juga pekerjaan saya hari ini
Setelah sepanjang hari yang melelahkan
Sejak bangun pagi hari
Hingga menjelang malam
Saya mondar mandir di jalanan
–
Pukul 6, mengantar non ema ke sekolah
Saya harus lari kencang, jangan sampai non ema terlambat masuk sekolah.
Bisa-bisa di setrap di depan kelas
–
Pukul 8, membawa ibu ke pasar
Biasa, namanya juga ibu-ibu. Mau belanja sayuran
Sekaligus jalan-jalan
–
Setelah itu langsung meluncur ke kantor bersama bapak
Atau mengantarnya ke pabrik
Padahal saya tak begitu senang disana, tak ada pemandangan yang indah
Hanya kepulan asap saja
Tapi tunggu…
Pekerjaan saya tak semudah yang anda bayangkan
Saya harus mengantri, bahkan harus berjalan merangkak
Diantara ratusan mobil lainnya
Dan suara knalpot serta kepulan asapnya yang menyesakkan
Hanya demi mendapatkan seliter bahan bakar
Belum lagi kalau jalanan ibukota tergenang banjir,
Saya harus pandai berenang jika tak mau tenggelam atau ngadat di jalan
Kan ongkos derek sekarang lebih mahal
Terkadang saya tak habis berpikir
Padahal
Teman-teman seusia saya sudah banyak yang pensiun
Sebagian sudah tinggal menetap di museum
Dan sebagian lainnya malah lebih beruntung
Bisa jadi rebutan para kolektor mobil antik.
Yogya, 7feb2009