PUNCAKNYA ABAD PENGECUT

Sabrank Suparno

Ada pergeseran metode (cara belajar) baru di jama’ah ma’iyah. Ini dapat kita tarik dari cara penyampaian Cak Nun pada forum pencerahan di berbagai tempat sebelumnya, baik Padhang Mbulan, BBW dan lain-lain. Kalau pada forum-forum sebelumnya Cak Nun dan beberapa pembicara yang hadir berpresentasi dengan dasar orientasi “kesimpulan,” tetapi sejak tertanda pengajian Padhang Mbulan tanggal 02 Nopember 2009 kemarin, pokok-pokok pembahasannya di dasarkan atas riset dari permasalahan para jama’ah. Continue reading “PUNCAKNYA ABAD PENGECUT”

Tentang Minang nan Muram

Judul buku : Perempuan Bawang & Lelaki Kayu
Pengarang : Ragdi F. Daye
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House, Jakarta
Cetakan : April 2010
Peresensi : Arman A.Z. *
lampungpost.com

LAHIR lagi satu kumpulan cerpen penulis muda Sumbar, Ragdi F. Daye, Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu. Sejumlah 15 cerpen yang terangkup dalam buku ini, didominasi ihwal-ihwal lokalitas Minang dan relasinya menghadapi tekanan sosial masa kini. Continue reading “Tentang Minang nan Muram”

Merayakan yang Dimangkirkan

Judul : Menyemai Karakter Bangsa, Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan
Penulis : Yudi Latif
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Cetakan : I, November 2009
Tebal : xxiv + 182 halaman
Peresensi : Damanhuri
http://www.lampungpost.com/

KEBANGKITAN setiap bangsa selalu bermula dari kerja wacana; beranjak dari aksara. Tonggak kebangkitan nasional di Indonesia pun sesungguhnya bermula dari kerja wacana yang berlangsung melalui kelompok studi, tulisan jurnalistik, juga karya sastra. Continue reading “Merayakan yang Dimangkirkan”

Siapa Mau Jadi Orang Indonesia?

Hardi Hamzah*
http://www.lampungpost.com/

MERCY ce livre (terima kasih pada buku), good book is the great friend (buku yang baik adalah kawan setia). Dua istilah Prancis dan Inggris ini tidak dikenal dalam buku Jujur Saya Tidak Jujur karya Sudarmono yang diterbitkan Lampung Post, April lalu.

Tidak dikenal, bukan karena kita tidak pernah berterima kasih pada buku atau melihat buku sebagai barang biasa, tetapi yang terasa memang Sudarmmono dalam bukunya ini, jauh dari barat, jauh dari westernisasi. Continue reading “Siapa Mau Jadi Orang Indonesia?”

Amnesia Bahasa Indonesia dan Kritik Diri

Bandung Mawardi *
lampungpost.com

Negeri ini tak terbiasa dengan imajinasi, metafora, permainan bahasa, atau nalar bahasa. Pelbagai polemik dalam ranah politik, ekonomi, pendidikan, sosial, agama, dan kultural kerap disebabkan dari kenihilan pengetahuan atas bahasa.

Presiden pun repot dengan produksi bahasa dalam lakon politik. Orang-orang di parlemen tampak cerewet tapi susah membuat pertanyaan apik dan mengandung nalar kritis. Demonstrasi digelar dengan orasi dan spanduk tanpa kekuatan bahasa. Deskripsi kecil ini mungkin mengandung curiga akut bahwa orang-orang di negeri ini sudah melupakan sejarah bahasa Indonesia dan kekuatan dalam sekian praktek kehidupan. Continue reading “Amnesia Bahasa Indonesia dan Kritik Diri”