Sajak-Sajak Isbedy Stiawan Z.S.

lampungpost.com

Mimpi

dia tak ada malam ini
tak datang menemaniku yang sepi
mungkin sudah lelap dengan beribu mimpi
apakah aku tetap menunggu
bermain dengan waktu
-dan risau?-

2010

Kehilangan Usia Tua

sapamu membuat jalan-jalan berbunga
kalimatmu membikin bunga-bunga pun semerbak
karena tawamu,
aku kehilangan usia tua

2010

Kota Pendatang

(1)
di kota ini aku bukanlah pendatang
pengembara yang singgah
tanpa menenggak minuman
tapi aku yang mencecap tuban
kota ini,
dan menanam ari-ari di samping rumah
mengais setiap nafas
yang dimuntahkan pabrik dan pegunungannya
aku yang menulis kota ini
dari tinta yang kulukai
dari ujung jemariku

(2)
malam di kota ini
hujan turun bersama huruf-huruf
merangkai namaku:
“di sini aku lahir
di kota ini pula
namaku jadi abadi
menghitung ulang
setiap langkahku
juga mabuk dan cintaku.”
kota yang selalu menatapku asing
mencatatku sebagai pendatang
pengembara yang hanya singgah
lalu mencecap tuban
kota ini
sebelum lalu…

(3)
setelah lelap di kotamu semalam
aku terbangun dengan matahari
lahir di keningku
setiap yang kulangkahi
getar cahaya muncul dari
daun-daun
bukit-bukit, dan puncakmu
di kota ini aku datang
di ini kota pula
aku akan pulang

(4)
gerimis mengurai
hatiku yang risau
kembali teringat kota
yang telah membuat kenangan kekal
“aku bukan pendatang
di sungai alamatku mengambang
dan tanggal kelahiran yang selalu
membayang,” kataku
ketika kau bertanya
apa sukubangsaku?

(5)
hujan pun reda
tapi kotaku masih basah
tiada cahaya
jalan-jalan pengap
“ini malam kelahiran kotaku
dirayakan meriah
di kelimunan rakyat papa
–anak-anak kurang gizi,
mati sebelum diterima dokter
karena tak ada uang?
anak-anak yang lahir di kota ini
: tak beribu
tak beradu

2010

Tentang Sunyi

jangan biarkan matamu terkatup
lalu suara sendu hujan
tak kau dengar
padahal, kau tahu, berapa kali kau dapati sendu
dari segala kelakar?
sunyi sesungguhnya mahal
karena itu setubuhi…

2010

Hujan yang Lain

ada yang kuantar
ada yang kunanti
sesiang ini
saat peluh baru tumbuh
dan hujan benar-benar berlalu
akukah yang menangis
sebagai hujan yang lain?
kekasih terlalu pagi..

2010

***
Isbedy Stiawan Z.S., lahir dan besar di Tanjungkarang. Menulis puisi, cerpen, dan esai yang dipublikasikan di sejumlah media massa daerah dan Jakarta. Lebih dari 15 buku cerpen dan puisi diterbitkan, dan baru terbit buku puisi Anjing Dini Hari (Rumah Aspirasi, Februari 2010).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *