http://www.suarakarya-online.com/
Jika Mungkin
jika mungkin kau masih di sini aku pasti akan memberimu
setangkup rindu yang kukumpulkan dari serakan mimpi dari
waktu ke waktu yang kurasakan sendu aku akan membisiki
telingamu tentang hidup indah yang semestinya kita rasakan
bersama dalam waktu tak terhingga dan mengisinya
dengan canda-tawa lalu kita bisa terbang
bersama melayang-layang di udara dan bila letih
kita bisa menghinggapi
pucuk pohon kelapa, tiang listrik, pohon jati
dan terbang lagi menuju langit dengan sayap khayalan
seperti yang selalu kau inginkan
jika bosan bermain di langit
kita bisa menghabiskan waktu di teras depan rumah
sembari menikmati senja hingga benar-benar
lenyap warna jingga atau jika kau ingin,
aku bisa mengantarmu menyeberangi lautan
dan kau bisa menikmati tenangnya biru laut
yang seringkali membuat matamu terlelap hingga mendengkurkan
nyeri kehidupan
tapi sayang kau begitu egois dan membiarkan aku tenggelam
dalam lautan kenangan yang selalu membuat aku
tak bisa bernafas damai yang selalu membuat
tubuh ini gigil yang selalu membuat
air mata menggelincir yang selalu membuat
mata ini basah yang selalu membuat
langkah terganjal yang selalu membuat
aku ingin segera mati sehingga ruh ini
bisa mengejarmu ke alam sana dan jika mungkin
kau masih di sini aku akan memelukmu
dengan segenap kekuatan cinta dan kasihsayangku
biar tak lepas lagi hingga kita bisa meraih mimpi
2010
Lantai
terus terang aku membenci lantai ini karena jejakmu banyak
membekas di sana setiap kali kaki melangkah di atasnya
ribuan atau bahkan jutaan kesedihan seolah bangkit dari sana
dan menguraikan kisah kemarin tentang engkau yang terluka
terlalu banyak air mata
jatuh di lantai ini yang seringkali membuat
ingatanku tergelincir dan tertelungkup pada ruang
penuh duka tak berjeda maka wajar jika aku
membenci lantai ini sebab aku tak begitu pandai
menyimpan luka hingga terkadang aku
memilih memejamkan mata supaya tak nampak kelebat
tubuhmu yang nisbis upaya tak nampak kelebat
tubuhmu yang terlilit nyeri supaya tak nampak senyummu
yang selalu mencipta sedih maka ampuni aku
yang membenci lantai inisebab aku memang tak pandai
menyimpan luka hati
2010
Amanah
Ibu, kau pasti tak mengerti
akan arti amanah sehingga kau sering
memarahiku karena merasa bosan mendengar tangsiku. Kau pasti
tak sadar bahwa aku ini terlahir dari tetes-tetes nafsu
dan kasih sayangmu. Bukankah dulu kau
sangat bergembira ketika melihat aku lahir dengan selamat ke
dunia? Bukankah pula kau sangat terhibur dengan tangis
centilku? Tapi mengapa setelah aku
mulai tumbuh menguncup, terus mengembang, dan aku mulai
mahir menujukkan kebutuhanku dengan tangis, kau malah mem
bungkam mulutku dengan amarahmu! Apakah aku salah, Ibu?
Rupanya kau telah lupa sesuatu, Ibu. Sesuatu yang sebenarnya
amat sangat penting. Sesuatu yang biasa disebut dengan
amanah. Ingat itu Ibu, agar kau tak selalu marah padaku.
2010