TEMBANG BUMI

Kadek Wara Urwasi
balipost.co.id

Kian hitam matahari itu
diluruhkan asap gumpal-gumpal
lumat hempas sejuk pepohonan

Duh, dewa…
ini kami yang mulai sesak
kehabisan udara
kehabisan tanah
terlalu banyak limbah
mengais nadi dan jantung
karena air
yang kami jadikan tirta
tidak ngalir jadikan tirta
tidak ngalir dengan keindahan
membuat darah berdebu

Dan tangan ini terlalu mungil
untuk lukis peta bekas bajak
tak bebas dongengkan dewi Sri
pada sang kanak
mereka melaju
antara busuk pestisida
sementara jejak-jejak asing
memetak semesta
ke dalam sarang-sarang sendiri

Maka
genta-gentakan lagumu!
hujan-hujankan suburmu!
hingga kami sanggup berbagi nafas
di kerendahan langit.