Puisi-Puisi Usman Arrumy

KELOPAK RINDU

kau ricau rindu yang meracau risau
tajam menghunjam selancip pisau

kerakau kenang dalam kuncup hidup
menggali jantungmu dengan derap degup

kau kelopak cinta yang terkepak bebas
ranum seharum kuntum bebunga

di sudut tempat renjana merunut nurut
dalam jantung yang melarung linglung

kau nyiur nyawa yang nyala di kisar cinta
nelikung resah di relung semesta

meluap rinduku kau sulap jadi berabad
sampai nafas terakhir menuju alam lahat

18/04/2012 demak

KUBIARKAN KAMU

Terlalu pagi rindu ini bertandang ke dalam diriku
nyungsep ke relung tubuhku.
kian deras rindumu berarus di nadiku
ketika kubebaskan kamu memasuki diriku.

Terlalu pagi rindu ini berkunjung ke dalam diriku
nyelusup ke seluruh denyut
kian lesap rindumu meresap ke seluruh ronggaku
ketika kubiarkan kamu jatuh di jurang lambungku.

Terlalu pagi rindu ini berpalung pulang ke ruang paling relung
merasuk ke sela ringkih rusuk
kian terbenam rindumu semayam di paru-paruku
ketika kuliarkan kamu berbiak tumbuh di jantungku

5 mei 2012 Demak

LIANG LAMUN

subuh, setekun embun beruntun turun serupa air terjun, kelam kalammu di renggut kalut sewaktu rindu, teduh luruh di pembuluh subuh saat remang tinggal kenang

pagi, patuh seputih petuah kekasih, sinar njalar dari gairah matahari, cahaya muncul silau selalu terpantul oleh kilau, lelembut kabut terlumat seperti lelumut di piggir laut

siang, sungsang terangku semburat berderap tenang, paruh rindu perih separah parit paruku saat di lagut sakit akut, mata nyiur terpicing seperti menjulur ke tebing, peluh luruh dari sepuh tubuh, lembab lembah basah oleh desah.

senja, selalu rinduku terpelanting seperti suling berkaing-kaing, setabah tubuh tanah rebah sebagai kalbu selengket madu, mega berdebum menjuntai di seluruh ngarai

malam, meruap lamunku berharap kamu berkabut lembut, cinta jatuh dari inti semesta, telungkup di lekuk peluk seperti jantung di sentuh tenung. gelap merayap laun lambat ke selubung lubang rindu, punah sebelum penuh, rebah setelah rubuh.

fajar, cintaku melambung di langit paling ujung, santun seharum kali pertama aku kaukulum, di hatiku kau seperti riap rumpun yang tumbuh di liang kebun

16 april 2011 demak

Usman Arrumy, lahir di Demak 6 Februari 1990. Kegandrungannya menulis sejak Sekolah Dasar. Kini masih tercatat sebagai santri di Pesantren Al-Fadlu, Kaliwungu, Kendal. Termasuk anggota Komunitas Seniman Santri (KSS), yang pernah memprakarsai hadirnya Antologi Puisi Lintas Pesantren “Jadzab“ yang diterbitkan Arias. Menjadi penulis tetap dikolom Majalah New Letter Sastra, ia juga telah menerbitkan beberapa kumpulan sajak-sajaknya; Nyanyian Sunyi (2008), Senandung Lagu Cinta (2009), Kelana Bertasbih (2010), Qutub Cinta (2012), yang keseluruhannya diterbitkan Nawa Publishing. Email: usman_arrumy@yahoo.com, Blognya: gus_usman@blogspot.com

Bahasa »