Ahmad Zaini *
Tetes-tetes gerimis terlihat kerap meluncur dari atap stasiun tua. Tak tiknya mengetuk hati yang gundah karena sejak lima jam kumenunggu kereta yang tak kunjung tiba. Serangga-serangga malam beterbangan mengitari lampu yang menggantung sendiri. Mereka menari-nari menghibur diriku agar bersabar menunggu hingga kereta datang membawaku pergi dari tempat kuberdiri ini. Continue reading “KERETA HANTU”