Sastra dalam Bingkai Estetika Tak Bermalu

Damhuri Muhammad
http://www.suarakarya-online.com/

Semiotisasi tubuh dalam teks sastra erat kaitannya dengan semesta ketubuhan di dalam wacana postmodernisme, yang menggiring diksi tentang tubuh berkembang ke arah yang melampaui (hyper) batas moral, norma, etika, budaya, adat, tabu dan agama.

Selain itu, vulgaritas “bahasa” sebagaimana ditemukan di dalam Jangan Main-main dengan Kelaminmu (Djenar Maesa Ayu), Wajah Sebuah Vagina (Naning Pranoto) dan Kuda Ranjang (kumpulan puisi Binhad Nurrohmat) Continue reading “Sastra dalam Bingkai Estetika Tak Bermalu”

Pergolakan PRRI dalam Cerpen

Damhuri Muhammad*
http://cetak.kompas.com/

?Saya hadir dalam pertemuan Dewan Banteng di Bukittinggi (1956). Malam itu telah mengubah wajah Sumatera Tengah, dan menyeretnya ke suatu medan laga mengerikan,? begitu pengakuan Soewardi Idris (1930-2004), satu-satunya jurnalis yang menyaksikan pertemuan rahasia tokoh-tokoh PRRI.

Setelah itu Soewardi bergabung dengan PRRI, tiga tahun masuk-keluar hutan hingga akhirnya ?turun gunung? setelah mendapat amnesti dari pemerintah. Soewardi bukan ?pembangkang? biasa. Ia wartawan, juga sastrawan?bukan tentara atau bekas tentara seperti pemberontak lainnya. Continue reading “Pergolakan PRRI dalam Cerpen”

Film Pendek dari Cerita Pendek

Damhuri Muhammad
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/

SEORANG kawan pekerja cerpen mengeluh sembari mengurut dada setelah membaca formulasi judul sinema elektronik (sinetron) yang muncul di layar TV. “Sepertinya judul itu tidak asing di telinga saya.” Semula, komentar sinis itu saya maklumi sebagai sentimen terhadap kecenderungan para penggarap ide cerita sinetron yang tidak kreatif dalam memilih redaksi judul. “Sama saja dengan cerpen, bikin judul itu sulit,” ketus saya. “O, jadi karena bikin judul sukar, lalu seenaknya mereka mencomot judul cerpenku, begitu?” sela kawan itu, kesal. Saya mulai paham, rupanya ia sedang jengkel, karena merasa salah satu judul cerpennya telah dibajak. Continue reading “Film Pendek dari Cerita Pendek”

PASAR SEBAGAI RUMAH KEPENYAIRAN

Damhuri Muhammad *
padangekspres.co.id

Sepintas lalu mungkin sukar memetakan hubungan antara puisi dan pasar. Sebab, pasar yang dimaksud di sini tidak dalam artian tempat puisi bisa diperjualbelikan- seperti toko buku, peristiwa-peristiwa pameran, bazar-bazar dan sejenisnya- melainkan pasar yang sesungguhnya, tempat para pedagang meneriakkan nama dan harga barang dagangan masing-masing, berikut dengan segala bujuk-rayu dan taktik-taktik jitu, agar lekas dihampiri pembeli. Continue reading “PASAR SEBAGAI RUMAH KEPENYAIRAN”

Sesama Cerpenis Dilarang Saling “Membantai”

Membaca Isbedy Stiawan Z.S. dan Cerpen “Perangkap”

Damhuri Muhammad
http://www.lampungpost.com/

BEBERAPA waktu lalu Isbedy Stiawan Z.S. menulis sebuah esai sastra, “Merayakan Sastra Darah dan Seks” (Padang Ekspres, 14-12-03). Esai bertema serupa saya baca juga di Republika dan Lampung Post. Tapi, Isbedy menyebut esai itu sebagai “catatan sekadar” setelah terbitnya tiga kumpulan cerita pendek yang diluncurkan Creative Writing Institute (CWI) di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (Juli 2003). Tiga buku tersebut Keluarga Gila karya Hudan Hidayat (pendiri sekaligus koordinator CWI), Continue reading “Sesama Cerpenis Dilarang Saling “Membantai””