Bokong *

Riza Multazam Luthfy
Bali Post, 24 Maret 2013

KEMBALI aku disergap gamang, akankah aku memakai bokong yang baru saja dibelikan suami atau membiarkannya di atas ranjang. Ah, suamiku memang tipe orang yang up to date, tak mau ketinggalan zaman, sehingga aku diajaknya untuk selalu mengikuti trend yang sedang booming. Continue reading “Bokong *”

Korupsi dalam Lirik Puisi

Riza Multazam Luthfy *
Riau Pos, 10 Feb 2013

DALAM tarafnya masing-masing, puisi dan korupsi sama-sama menjanjikan kenikmatan tiada tara. Keduanya sanggup membawa penikmatnya melayang ke udara sembari menapaki tangga pelangi di cakrawala. Alangkah hebatnya! Dengan puisi, seseorang sanggup menyelami keping-keping rahasia semesta. Pun betapa ajaibnya! Melalui korupsi, seseorang mampu meresapi bebulir dosa dan kebejatannya. Continue reading “Korupsi dalam Lirik Puisi”

’’Gila Buku’’ dan Buku yang Digilai

Riza Multazam Luthfy *
Riau Pos, 22 April 2012

‘’Gila’’

Dalam kehidupan ini, tak selamanya gila identik dengan keburukan atau penyakit yang layak dimusnahkan. Gila —dalam kadar tertentu— terkadang sangat dihajatkan dan perlu dirawat-tularkan pada sesama. Kepada mereka yang menyebut dirinya manusia. Murid asuhan Ibn al-Aynzarbi dalam ilmu kimia, Abu al-Muzhaffar (Bulmuzaffar) Nashr ibn Mahmud ibn al-Mu’arrif adalah ‘gila buku’. Continue reading “’’Gila Buku’’ dan Buku yang Digilai”

Menjemput Kata dari Penjara

Riza Multazam Luthfy *
http://www.lampungpost.com/

Kadang, saya sampai pada pemikiran bahwa lebih baik dipenjara saja supaya bisa menghabiskan satu hari untuk membaca buku dengan tenang. (Julian Assange, pendiri WikiLeaks).

PENJARA merupakan sebuah sangkar yang menjerat dan membatasi kebebasan manusia. Di sanalah manusia dilatih agar menjalani kehidupan minim dengan segala fasilitas. Penjara mengajak penghuninya untuk lebih bersahaja dan hidup ala kadarnya. Continue reading “Menjemput Kata dari Penjara”

Bahasa »