KRT. Suryanto Sastroatmodjo
Tiada yang bertanda benalu
Tatkala hayat menderai ke hulu
Masih gemulung rahmat terakhir
Pada papasan yang tergulir. Continue reading “TINDIHAN TANDAS”
KRT. Suryanto Sastroatmodjo
Tiada yang bertanda benalu
Tatkala hayat menderai ke hulu
Masih gemulung rahmat terakhir
Pada papasan yang tergulir. Continue reading “TINDIHAN TANDAS”
KRT. Suryanto Sastroatmodjo
Masa telah makin memanjang, semenjak manusia gemar berakrab dengan binatang. Sepertinya torehan di dada pengembara, jika aku menyentil soal ini. Karena manusia acapkali harus berkiprah tentang muara-muara keberuntungannya, sebelum dia secara telanjang mengetuk pintu dapur rumahnya sendiri, untuk berhutang garam sesendok. Continue reading “PELATARAN BUDI”
Dentang Alhayat yang merdu
menyampaikan serunai pemahat rindu
Dunia damai memasrah laku
bak insan-alam berasyik-masyuk. Continue reading “PENOKOHAN DAN PEMBUNTALAN”
Sedemikian besarnya dan tulusnya kekuatan yang tersimpan pada rambatan yang baik – sedemikian besar dan kokohnya kemapanan yang tampil itu, sehingga daya-rebut dan daya-senggut yang tiba sebagai kepemilikan pribadi. Jikalau manusia menjadi sebagian dari kerahasiaan sendiri, selanjutnya meruntuhkan nafsu-nafsu sebagai ‘kuakan fitri’-nya, maka selanjutnya tiada lagi dapat dibongkotkan, bila kita menjadi sergapan yang benar, kapankah lagi dapat ditukik dan ditohok dari sumbernilai! Continue reading “SENANDUNG BUKIT PUALAM”
KRT. Suryanto Sastroatmodjo
Demikianlah pada mulanya, bahwa tatapan mata yang mengurai kesemestaan adalah telah lebih jauh melewati rimba larangan, dan selanjutnya tanpa dihantui siapapun, meneruskan perlintasan ke arah barat. Kita mengunci bisik-dingin sang bayu, di kala ketukan-ketukan yang menghampir sudah teramat berderap dan kemudian menderu, semirip dengan taufan pada kemarau garang. Continue reading “TAMBUR TAFFAKUR”