SUNYI FANA
kubaca tubuh fanamu dengan abjad yang berderap
sebab aku takjub pada seluruh hidup yang berdegup
kupersembahkan diriku kepada kau yang penuh olehku
karena aku adalah udara yang kali pertama kau hela
kurenangi ruh dan tubuhmu agar kau tak berpeluh
meski kau jauh namun kau hendak selalu kusentuh
kadang kubayangkan kau adalah angin yang bernafsu memasukiku,
kadang juga kau adalah air yang mendamba berarus di urat nadiku,
berkalikali kau menjadi api yang menggali sepi agar hangat meriap,
karena kau…seluas paras cinta.
kuburu suara sunyi yang tersibak dipuncak bunyi
jatuh ke dalam jurang jantung
terjerembab di gurit dan bergaung
namun aku tetap mengembara sebagai cinta
di separuh liang ruhmu yang benderang
pare kediri 2012
YANG MAHA FANA
aku fana di dalam cinta yang menghela-hela luka
aku pudar di dalam pendar aksara yang terjelma dari bara
kau penuh oleh puja yang kudamba jadi hawa
kau hujan yang mengibas perlahan di dahan
sekalikali kubaca wajahmu yang termangu sebab seluruh kataku adalah rayu
kutembus segala yang halus agar seluruh wujudmu adalah rindu
barangkali pujaku sefana dirimu
kubiarkan diriku mengada di dalam mimpimu
agar kau selalu trenyuh jika kusentuh
kuikuti arus kata yang hembus dari luka
kuingat matamu menyelusup selembut cinta
namun diamdiam aku mengidam
oleh dirimu yang berkabut di kedalaman malam
aku yang maha fana di dalam dirimu yang nyata
berjalan menuju hulu rindu
dan aku bergaung di selaksa cinta paling agung
23.03.2012. pare kediri
MARWAH
gumpal gairah kekal di marwah, senantiasa rinduku terulur dingin seperti kesiur angin, sebab aku tahu, kau terkisah dari kasih menjigrah putih.
tentangmu, selembut gurat dalam takjub berabad, aku tersadur dari sadar yang menjulur samar, ketika jeda, berlarat-larat jerit muncul dari geriap yang mumbul jadi bersit.
cahaya itu, rimbun di matamu, seperti rumpun bambu mengulum sekian debu, bagai waktu, kuselusupi gerai rambutmu hingga kuku kaki.
jiwa ini terlalu jumawa untuk kesekian kali jumbuh tersepuh ruh, dan cinta ini, selalu berkelit di ketinggian langit, mendamba jatuh di dalam jantungmu.
16 april 2012 demak
SEMBILU
Ia biarkan aku mengembara di lorong hampa
menghayati betapa sepi lebih panas ketimbang api
Ia bebaskan aku berkelana di bawah bulan yang begitu remang
merenungi betapa rindu ternyata lebih sembilu ketimbang di sentuh pedang
kuaruskan rinduku ke lurung urat nadimu, agar darahmu mengalir.
kusemayamkan cintaku di jantungmu, agar nadimu berdenyut
kuurai nafasmu sehijau lumut di atas batu
kusibak kusingkap palung dirimu agar kaubencah menjadi rindu
kaurenangi sela ronggaku
nuju segara meremas aku
kauselami relung lubukku
nuju hulu tamatkan aku
27.04.2012 april Demak
Usman Arrumy, lahir di Demak 6 Februari 1990. Kegandrungannya menulis sejak Sekolah Dasar. Kini masih tercatat sebagai santri di Pesantren Al-Fadlu, Kaliwungu, Kendal. Termasuk anggota Komunitas Seniman Santri (KSS), yang pernah memprakarsai hadirnya Antologi Puisi Lintas Pesantren “Jadzab“ yang diterbitkan Arias. Menjadi penulis tetap dikolom Majalah New Letter Sastra, ia juga telah menerbitkan beberapa kumpulan sajak-sajaknya; Nyanyian Sunyi (2008), Senandung Lagu Cinta (2009), Kelana Bertasbih (2010), Qutub Cinta (2012), yang keseluruhannya diterbitkan Nawa Publishing. Email: usman_arrumy@yahoo.com, Blognya: gus_usman@blogspot.com